Pesan Guru Kapuh Tentang Virus Corona

Pesan Guru Kapuh Tentang Virus Corona

SALAH satu ulama besar di Kalimantan Selatan (Kalsel) meninggal dunia setelah 13 hari dirawat di Rumah Sakit Brigjen H Hasan Basry, Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). 

Ulama tersebut yakni Tuan Guru KH Muhammad Riduan Baseri atau Guru Kapuh yamg lahir di Desa Kapuh pada 7 Januari 1965 dan wafat pada usia 55 tahun tepatnya tanggal 11 Agustus 2021. Guru Kapuh juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia Hulu Sungai Selatan (MUI HSS) periode 2017 - 2022

Melalui Siaran Pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel, Peniabat (Pj) Gubernur Kalsel, Safrizal ZA menyampaikan turut berduka mendalam atas wafatnya Guru Kapuh.

"Sebelum saya menyampaikan sambutan, sebaiknya kita mendoakan  almarhum Guru Kapuh senantiasa mendapat limpahan Rahmat Allah SWT," doa Safrizal, pada pengukuhan pengurus MUI Kalsel masa bakti 2021 - 2026 di Mahligai Pancasila Banjarmasin, pada 11 Agustus 2021.

Kabar meninggalnya ulama asal Desa Kapuh, Kecamatan Simpur, HSS ini  cepat menyebar karena masyarakat  banyak yang menshare informasi di media sosial (Medsos).

"Saya pernah berjanji dengan guru Kapuh mengajak ke Aceh," kenang Safrizal.

Safrizal salut dengan Ponpes yang dipimpin Guru Kapuh itu, lantaran  menjadi salah satu lembaga pendidikan yang paling ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Saya hadir sendiri, bagaimana beliau (Guru Kapuh) menceritakan kepada umat bagaimana penanganan pandemi di jaman nabi, sangat bagus sekali," ujarnya. 

Dilansir dari beberapa sumber, orang tua dari Tuan Guru KH Muhammad Riduan Baseri bernama H Hasan bin Baseri, ibunya bernama Hj Jauhar binti H Athaillah bin H Abdul Qadir bin H  Sa’duddin atau H Muhammad Tayyib Taniran yang dikenal dengan Datu Taniran bin H M Asad bin Puan Syarifah bin Syekh H Muhammad Arsyad Al Banjari.

Untuk menghindari wabah virus korona, Guru Kapuh bercerita teladan dari Guru Sekumpul atau KH M Zaini Ghani, untuk menyerahkan sesuatu kepada yang ahli di bidangnya.

Saat ini, masyarakat Indonesia termasuk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), diimbau mengurangi aktifitas di luar rumah, terlebih lagi berkumpul di kerumunan orang banyak. Hal itu dianjurkan, memutus mata rantai penyebaran virus korona, yang menurut ahli medis akan terputus dalam 14 hari. Guru Kapuh menyarankan masyarakat mengikuti anjuran itu.

Guru Kapuh mengaitkan cara mengambil tindakan saat ini, dengan cara yang dilakukan Guru Sekumpul. Saat ada tamu yang meminta pendapat Guru Sekumpul, terkait sakit yang menimpa istri tamu tersebut. Sang tamu mengatakan, dokter menyarankan untuk dilakukan opname. Sang tamu itu tidak mau langsung membawa istrinya opname, sebelum meminta pendapat Guru Sekumpul.

Dalam pembicaraan kala itu ujarnya, jika Guru Sekumpul menyarankan tidak usah di opname, kemungkinan besar sang tamu akan menuruti pendapat.

“Yang paling saya ingat, kata Guru turuti anjuran dokter karena dia ahlinya. Itu yang paling berkesan bagi saya,” tuturnya, saat silaturahmi Relawan HSS Bersatu, Senin pada 23 Maret 2020.

Kesimpulannya terang Guru Kapuh, itulah yang dilakukan ulama dalam menghadapi situasi medis, yakni menyerahkan kepada ahlinya.

“Waktu itu, saya menghadapi sendiri pembicaraan dengan tamu di rumah Guru Sekumpul,” kenangnya.

Rasulullah SAW terang dia, membimbing supaya segala sesuatu diserahkan kepada ahlinya.

“Jadi, masalah kesehatan, ulama sebaiknya mendengarkan praktisi kesehatan. Barulah dari situ kita keluarkan fatwa,” ujarnya.

Guru Kapuh juga mengingatkan pesan Nabi Muhammad SAW, terkait menghindari ‘tha un’ atau wabah penyakit menular.

Hadis Nabi terkait ‘tha un’ tersebut berbunyi, “Maka, apabila kamu mendengar penyakit berjangkit di suatu negeri, janganlah memasuki negeri itu. Apabila wabah berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula keluar dari negeri itu”.

“Istilah isolasi ini sudah ada zaman Rasulullah, cuma bahasanya saja berbeda yang sekarang dinamakan lock down,” ucapnya.

Usai pemakaman Tuan Guru Kapuh, putra almarhum Ahmad Fauzan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu orangtuanya selama sakit hingga proses pemakaman. Ia juga berterima kasih kepada Pemkab HSS dan Tim Dokter serta perawat yang sudah berjuang untuk kesembuhan sang ayah. Ia mengakui jika virus corona memang benar adanya. 

“Kami sekeluarga menyaksikan langsung. Almarhum selagi hidup selalu menekankan agar kita selalu menaati anjuran dan kebijakan pemerintah terkait penanggulangan wabah,” katanya.

Diceritakannya, almarhum sudah berusaha menjaga diri dari covid. Namun Allah berkehendak lain. Bahkan, di luar keperluan penting, almarhum tergolong jarang ke luar rumah. Kecuali memberi makan hewan ternak di samping rumah.

“Walaupun Guru sudah wafat mendahului kita. Janganlah kita melupakan nasihat-nasihat dan ilmu-ilmu yang beliau sampaikan. Termasuk yang akhir ini sangat sering beliau tekankan, yaitu tentang kepatuhan kita terhadap protkes seperti pakai masker dan menjaga jarak. Kita tidak sakit, bisa jadi kita membawa virus kepada orang-orang yang ada di rumah kita,” ucapnya. 

Semasa hidup, almarhum Guru Kapuh juga tak pernah bosan selalu menekankan jemaah, agar selalu menaati pemerintah terkait penanggulangan Covid-19. Termasuk akhir-akhir ini yang sangat sering almarhum tekankan, yaitu tentang kepatuhan terhadap protokol kesehatan agar diterapkan sebisa mungkin.

Ustadz Fauzan berpesan, walaupun Guru Kapuh sudah wafat diharapkan jemaah dan masyarakat tidak melupakan nasihat dan ilmu yang telah beliau sampaikan.

Ustadz Fauzan mengharapkan seluruh masyarakat agar bersama memanjatkan doa supaya almarhum Guru Kapuh memperoleh maghfirah dan rahmat, mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah.[adv/araska]


Lebih baru Lebih lama