FRAGMEN DOA UNTUKMU

FRAGMEN DOA UNTUKMU

Puisi oleh En Kurliadi NF

Doa-doa yang panjang 
sepanjang perjalanan urat nadi 
di tepi sebuah pengungsian 
dan darah-darah yang bercucuran 
di tepian tigris 

dentuman peluru, sebuah cerita 
yang miris untuk kusebut 
dalam setiap nada doaku 

di sini, aku melihatmu saudaraku 
yang sedang berjuang demi tanah surga 
dari kaki dan mata israel yang iblis 

bocah kecil dengan bunga di tangannya 
dibantai, dibunuh tanpa air mata. 
debu-debu menjadi saksi 
tentang dirimu yang berjihad 
ditanah terakhir, tempat kita 
memulai ritual mengantar sebilah doa 
ke ujung surga 
yang akan kau jadikan tempat berteduh 
sampai darahmu merah didarahku 

bekasi, 2012 

BIODATA
En kurliadi NF adalah nama pena dari Kurliadi, lahir di Kepulauan Giligenting Sumenep Madura, salah satu alumni Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar. Ia berdomisili di Kelurahan Kranji Bekasi Barat, email kurliadi.nf@gmail.com , Twitter @EnKurliadi. 
Karyanya juga pernah dipublikasikan di berbagai media massa cetak. Antologi bersamanya; nyanyian langit (2006), nemor kara (2006), ayat ayat ramadhan (2012),  selayang pesan penghambaan (2012),  dialog tanian lanjheng (2012).

Keterangan :
Puisi “FRAGMEN DOA UNTUKMU” dimuat dalam Antologi Puisi ASPeG (Aksi Sastra Peduli Gaza), dengan judul antologi “ABAD BURUNG GAGAK DI TANAH PALESTINA”, cetakan pertama September 2015. 
Puisi “FRAGMEN DOA UNTUKMU” berada pada halaman 35 sd 36. Ada sekitar 30 penyair se-Indonesia yang karyanya dimuat dalam antologi “ABAD BURUNG GAGAK DI TANAH PALESTINA” yang berjumlah 124 halaman ini. 

Akan tetapi, ARAska Banjar selaku editor naskah dalam Antologi “ABAD BURUNG GAGAK DI TANAH PALESTINA”, meminta ma’af kepada penulis puisi, apabila merasa puisinya dalam antologi tersebut mengalami perubahan, karena ternyata dalam hasil cetak Antologi “ABAD BURUNG GAGAK DI TANAH PALESTINA”, terdapat beberapa puisi yang mengalami perubahan naskah yang  tidak dilakukan oleh editor.
Naskah puisi dikirimkan penulis ke Panitia ASPeG, yang kemudian semua kumpulan  naskah dikirimkan lagi ke editor. Beberapa naskah puisi yang struktur tipografinya tidak sesuai, atau ada kata/kalimat yang lebih menjurus SARA, lalu dikonfirmasi ulang oleh editor ke penulisnya untuk diperbaiki, atau saran perbaikan yang  diajukan editor yang mendapat ijin dari penulisnya. Kemudian semua naskah yang sudah selesai di edit, kembali dikirimkan ke Ketua Panitia ASPeG.
Panitia ASPeG, selanjutnya mengirimkan ke Penerbit untuk di cetak. Dan disinilah masalah terjadi, karena hasil cetak Antologi “ABAD BURUNG GAGAK DI TANAH PALESTINA”, ditemukan beberapa perubahan pada puisi-puisnya. Ada yang tanda titik, koma, petik berubah. Ada judul puisi yang berubah. Ada struktur tipografi puisi berubah. Perubahan yang tanpa konfirmasi dengan Ketua Panitia ASPeG, atau dengan Editor, atau dengan penulisnya sendiri.
Ketua Panitia ASPeG menyatakan, ia tidak ada melakukan perubahan, karena kumpulan naskah yang dikirimkan editor, itulah yang dikirim ke penerbit. Maka, besar kemungkinan perubahan naskah tanpa ijin, telah dilakukan oleh penerbit.

Catatan :
Menyimak tiap jalinan kata yang merangkai larik menjadi bait, di antara duka dan luka. Gaza, kota di perbatasan Palestina, tanah mereka yang dirampas. 
Duka dan luka Gaza di antara kematian, hiasi malam. Duka dan luka Gaza, anak-anaklah yang menjadi korban. Duka dan luka warga Gaza yang berbingkai ketabahan dan ketegaran, bertahan di antara puing-puing reruntuhan bangunan, membuat hati yang peduli turut merintih, hingga menggores pena.
Darah yang membasahi bumi Gaza, adakah kepedulian untukmu Bocah-bocah kecil di Jalur Gaza? 
Persoalan yang terjadi di Gaza, bukan lagi masalah agama, tapi adalah masalah kemanusiaan. Tanah anak-anak Palestina dirampas dan puluhan tahun Palestina berada dalam penindasan Zionis Israel yang didukung oleh negara-negara adikuasa!
Dikutip dari laman web wikipedia, Zionisme  adalah gerakan nasionalis Yahudi internasional yang menghasilkan negara Israel di wilayah Palestina. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1975 dari Resolusi 3379. Resolusi ini menyatakan bahwa Zionisme adalah sebuah bentuk rasisme. Disaat munculnya gerakan zionis ini membuat hak-hak Palestina dirampas terutama pada Anak-anak, banyaknya kekerasan terhadap anak-anak yang dilakukan Zionis membuat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres meminta Israel untuk menghentikan penggunaan kekerasan senjata terhadap anak-anak. Israel sebagai negara Zionis diberi label oleh PBB sebagai salah satu negara yang menjadi pembunuh anak terbesar di dunia. #israelTeroris, #israelPembunuhanAnakAnakdanWanita, #israelBiadab, #israelTerkutuk, #SaveGaza, #SavePalestina

by #SastraBanua Facebook

Lebih baru Lebih lama