Tingkatkan Kompetensi Aparatur, Katingan Hadirkan BBPP Binuang

Tingkatkan Kompetensi Aparatur, Katingan Hadirkan BBPP Binuang

DALAM rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional, sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPPSDMP) Kementerian Pertanian serius menggarap SDM melalui berbagai pelatihan bagi aparatur maupun non aparatur.

Disadari bahwa percepatan pemulihan ekonomi nasional membutuhkan SDM yang memiliki kemampuan praktis iplementatif yang berdampak pada sektor ekonomi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPSDMP Kementan memiliki tugas untuk mengakomodasi kebutuhan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur di wilayah regional Kalimantan.

Atas dasar itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Distanpangkan) Kabupaten Katingan menghadirkan BBPP Binuang untuk menggelar pelatihan mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pertanian. 

Pelatihan diikuti oleh 30 penyuluh pertanian dari 4 kecamatan sentra pengembangan hortikultura di Kabupaten Katingan. Kegiatan edukasi ini berlangsung selama 3 hari dari 23 hingga 25 Juni 2021 di Aula Distanpangkan Kab Katingan.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan penyuluh pertanian dalam membina masyarakat tani mendukung program pengembangan hortikultura, khususnya cabe.

Cabe sebagai komoditas strategis dan memiliki nilai ekonomi tinggi menjadi daya tarik sendri bagi Kabupetan Katingan. Karenanya, hortikultura diprioritaskan dalam program kerja Distanpang untuk memperkuat program pemulihan ekonomi nasional.

Pelatihan dihadiri dan dibuka oleh Kepala Distenpangkan, Ir Yossi yang didampingi oleh Kabid P2SP dan Marhaenis Budi Santoso mewakili BBPP Binuang sekaliguas bertindak sebagai fasilitator pelatihan.

Dalam sambutan pengarahan, Ir Yossi mengungkapkan, potensi dan permasalahan dalam pembangunan pertanian, khususnya pengembangan hortikultura.

Disebutkan, penduduk Katingan ada 62.239 jiwa yang harus dicukupi kebutuhannya dan ada 10 Desa yang dijadikan sentra pengembangan hortikultura dan akan terus dikembangkan ke dea-desa lain yang potensial.

Hanya saja, terdapat permasalahan jumlah penyuluh yang semakin tidak mencukupi untuk melakukan pembinaan lapangan karena memasuki purna tugas.

“Masalah pembinaan terkait dengan ketersediaan penyuluh. Tahun ini 7 orang dan kemarin 6 orang pensiun. Ini menjadi masalah tersendiri bagi pembinaan lapangan,” ujar Yossi.

Melalui pelatihan ini, Yossi berharap penyuluh dapat meningkatkan kemampuannya dalam mentransfer ilmu kepada petani sehingga petani mampu mengembangkan usahanya.

“Penyuluh harus meningkat kompetensinya dan mampu menstranfer ilmunya kepada petani,” tegasnya.

Pelatihan bisa menjadi momen untuk menyamakan gerak pembangunan pertanian dan mensinergikan program pusat dan daerah. Daerah punya program, pusat mendukung  dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk peningkatan SDM. 

Peningkatan SDM penting bagi petani dan masyarakat sekitar hutan. Dalam pembinaan di lapangan, penyuluh bisa berkerjasama dengan perusahaan untuk melengkapi penyediaan sarana produksi semisal polibag bagi masyarakat itu. 

“Perusahaan bisa beri sarana, semisal polibag untuk kembangkan cabe dalam polibag,” pungkas Yossi.[advertorial]


Lebih baru Lebih lama