Tapin Ingin Jadi Contoh Penanganan Stunting Nasional

Tapin Ingin Jadi Contoh Penanganan Stunting Nasional

SECARA nasional angka stunting pada 2020 sekitar 27,6 persen dan diharapkan pada 2024 menurun menjadi 14 persen. Adapun faktor penyebab Stunting di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan ibu akan gizi dan pola asuh 1000 HPK, infeksi bayi secara berulang, terbatasnya layanan kesehatan dan sanitasi yang buruk. 

Di Kalsel hingga 2018 berdasarkan data E-PPGBM angka stunting di Kalsel sebesar 22,2%, sedangkan dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 tercatat sebesar 33%. Angka stunting di Kalsel ditargetkan turun hingga 20 persen.


Melalui Siaran Pers Humas Pemprov Kalsel, mengabarkan kegiatan Penjabat (Pj) Ketua PKK Provinsi Kalimantan Selatan (Prov Kalsel), Safriati Safrizal ZA pada Rembuk Stunting Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Tapin, Selasa 8 Juni 2021.

Dalam arahannya, Safriati Safrizal ingin Kabupaten Tapin jadi contoh Penanganan Stunting Nasional. 

"Saya ingin salah satu desa di Kabupaten Tapin menjadi project program PKK Tanggap dan Tangguh, dimana desa itu merupakan desa yang memiliki angka stunting yang cukup tinggi, dengan adanya program ini kita bisa intervensi sehingga dapat menurunkan angka stunting serta bisa direplikasi daerah lain," katanya. 

Disampaikan Safriati, TP-PKK Pusat tengah menggagas dan mendorong Keluarga PKK Tanggap dan Tangguh Bencana. Keluarga PKK Tanggap & Tangguh Bencana adalah suatu Desa/Kelurahan binaan PKK untuk mewujudkan keluarga dan lingkungan yang sehat melalui program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat.

Dikatakanya, ada beberapa capaian Program Keluarga PKK Gagah Bencana salah satunya adalah penurunan angka stunting. 

Safriati menilai, Kabupaten Tapin memiliki komitmen yang kuat untuk menurunkan stunting. Komitmen itu ditandai dengan peluncuran kartu Si Dama Suka Ceting (Sistem Informasi Dasa Wisma Supaya Kita Cegah Stunting) kemudian akan dilakukan secara online.

Menurutnya, percepatan penurunan stunting harus terus dilakukan, seperti mencegah stunting melalui makanan yang bergizi, kampanye cegah stunting serta pencegahan pernikahan usia anak. 

Sebelumnya, Bupati Tapin Arifin Arpan mengucapkan terima kasih atas perhatian PKK Prov Kalsel kepada daerahnya. Arifin Arpan mengatakan, daerahnya terus berupaya menekan angka permasalahan tumbuh kembang, yang ditandai tinggi badan anak kurang dari tinggi badan normal pada usianya atau Stunting. 

“Pertemuan kali ini sangat penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting dapat terlaksana secera efektif dan efisien,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Tapin, Alfian Yusuf mengatakan, hasil E-PPGBM update pengukuran 86 persen di bulan penimbangan Februari 2021 yaitu 14,39 persen.

"Alhamdulillah berkat dukungan Pemprov Kalsel dan kerjasama tim KP2S, Pemerintah Kabupaten Tapin dapat memenuhi target yang telah ditetapkan Pemerintah, yaitu dibawah target nasional 21,1 persen,"ujarnya.

Pada kegiatan ini, Pj Ketua PKK Kalsel menyerahkan 1000 masker kepada Pemerintah Kabupaten Tapin, serta peralatan sekolah berupa tas kepada anak-anak di Desa Pandahan.[advertorial/araska]


Lebih baru Lebih lama