Penerapan PHT secara Berkesinambungan untuk Atasi Masalah OPT

Penerapan PHT secara Berkesinambungan untuk Atasi Masalah OPT

UNTUK meningkatkan kemampuan petani mengatasi masalah OPT dengan menerapkan prinsip-prinsip PHT secara berkesinambungan, peserta pelatihan teknis padi lahan rawa fokus belajar tentang PHT. 

Dalam pengantaran pembelajaran, Marhaenis Budi Santoso, Widyaiswara BBPP Binuang menerangkan, penerapan PHT sangat dibutuhkan untuk mengamankan produksi padi di kawasan Food Estate.

“Produksi padi harus aman, aman secara kuantitas karena kehilangan hasil karena OPT rendah dan aman secara kualitas yang ditandai rendahnya residu,” kata Marhaenis. 

Lebih lanjut Marhaenis menerangkan dan memotivasi petani untuk kembali menerapkan prinsip-prinsip PHT dalam budidaya padi karena dipandang lebih ramah lingkungan.

Sebagai suatu strategi pengendalian OPT, PHT telah dikenal sejak tahun 80-an yang disebarluaskan melalui program SL-PHT. 

Menurut Marhaenis, untuk menerapkan strategi PHT dibutuhkan kompetensi dan kerjasama yang baik dalam kelompok tani. Hal ini untuk menjamin penerapan PHT di lapangan secara berkesinambungan. 

Karenanya, pelatihan ini difokuskan pada penerapan PHT dengan praktik mulai dari pemahaman konsep PHT, pengenalan OPT, pengamatan lapangan untuk mengambil keputusan, dan menyusun strategi pengendalian yang tepat, dengan menjadikan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir.

Pengendalian yang selama ini dipraktikkan petani masih mengandalkan penggunaan pestisida. Sudah menjadi kebiasaan petani, penggunaan pestisida masih dilakukan dengan kurang bijaksana tanpa memperhitungkan kondisi serangan OPT. 

Dalam kesempatan pembelajaran terungkap bahwa petani tidak bisa lepas dari pestisida karena bisa berakibat gagal panen karena hama. Praktik seperti itu menyebabkan upaya pengendalian OPT akan semakin berat, karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana akan menyebabkan resistensi, resurgensi, dan munculnya hama-hama sekunder yang sebelumnya tidak diperhitungkan.

Saat ditanya siapa di antara petani yang di tahun 2020 tidak menggunakan pestisida, Sutiansyah salah satu peserta mengungkapkan semua petani menggunakan pestisida.

“Jujur saja semua petani selalu menggunakan pestisida, tanpa itu  dikhawatirkan tidak panen,” ujar Sutiansyah.

Legimo, Kepala Laboratorium Hayati mengungkapkan, sebenarnya banyak teknik pengendalian OPT yang lebih ramah lingungan, seperti penggunaan agen hayati, pestisida nabati, dan penggunaan tanaman refugia. 

Hanya saja, teknik ini masih belum banyak diadopsi oleh petani. Karenanya Legimo menyatakan tepat jika pada pelatihan ini difokuskan pada penerapan prinsip-prinsip PHT dan penggunaan pestisida secara bijaksana.

Pelatihan digelar oleh BBPP Binuang di BPP Kapuas Murung selama 3 hari dan berakhir 22 April 2021 yang lalu.[advertorial]


Lebih baru Lebih lama