Dukung Korporasi, Petani Dibekali Budidaya Padi Bebas Residu

Dukung Korporasi, Petani Dibekali Budidaya Padi Bebas Residu

KUALA KAPUAS, MK - Dalam rangka mendukung korporasi petani, 25 petani mengikuti pelatihan tematik budidaya padi bebas residu. Pelatihan digelar di BPP Selat Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah selama 3 hari, 15 hingga 17 Oktober 2020.

Korporasi petani merupakan rumah masa depan petani yang dicita-citakan untuk mewujudkan Food Estate yang salah satunya ada di di Kalimantan Tengah.

Program pengembangan Food Estate yang dicanangkan Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas dan Kecamatan Siam Belanti, Kabupaten Pulang Pisau 9 Oktober 2020 lalu, perlu ditindaklanjuti dengan penyiapan petani sebagai pelaku utama.

Itulah sebabnya, berbagai pelatihan baik teknis maupun manajemen dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatiha Pertanian (BBPP) Binuang selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yang diberi mandat untuk mendukung program tersebut.

Food Estate dengan menjadikan padi sebagai leading commodity merupakan salah satu solusi pemenuhan pangan dengan mengintensifkan lahan yang ada. Bukan hanya karena akibat pandemi Covid-19, tetapi juga penting dalam kontek ketahanan nasional melalui ketahanan pangan.

Pelatihan yang bertujuan untuk membekali petani dalam mengelola budidaya padi lahan rawa yang bebas residu dimaksudkan agar produk padi yang dihasilkan kelak adalah padi bebas residu sesuai tuntutan konsumen yang sadar akan pangan sehat. 

Mewakili BBPP Binuang, Marhaenis Budi Santoso menguraikan pentingnya budidaya padi bebas residu.

Ia mengatakan, pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Ketiadaan pangan bisa menimbulkan berbagai persoalan di tengah-tengah masyarakat dan bisa berdampak pada ketidak stabilan nasional.

Marhaenis juga menjelaskan permasalahan terkait dengan produksi pangan. Pangan dibutuhkan dalam jumlah banyak dan terus-menerus. Karenanya perlu upaya keras untuk saat ini dan ke depan. 

Menurutnya, pangan yang dihasilkan haruslah pangan yang sehat, bebas residu pestisida dan aman jika dikonsumsi. Sebab, hakekat makan bagi manusia itu adalah untuk sehat.

“Hakikat makan bukan sekedar untuk kenyang, tetapi untuk sehat. Karenanya pangan yang dihasilkan harus sehat. Itulah sebabnya pelatihan ini dilaksanakan untuk membekali petani dalam memproduksi pangan sehat yang bebas residu pestisida,” ungkap Marhaenis.

Sanindi S.Pt mewakili Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kapuas menyambut pelatihan dengan senang. Dalam sambutannya dia menyebut petani yang ikut pelatihan adalah para petani yang mewakili Poktan/gapoktan yang tercakup dalam program Food Estate. 

Dia juga mengungkapkan, ada seluas 320 hektare yang telah tercatat. Meski tidak seluas kecamatan lain, namun berharap bisa memberikan konstribusi dalam mendukung program pemerintah.

“Ada 320 hektare tercatat untuk diprogram Food Estate yang tersebar di 6 Desa/Kelurahan. Tidak luas, tapi semoga bisa memberikan konstribusi bagi program pemerintah. Potensinya bukan hanya padi saja, tapi juga sayuran hijau dan sayuran buah,” tutur Sanindi.

Mengakiri sambutannya, Sanindi berharap peserta mengikuti dengan sungguh-sungguh dan aktif untuk mendiskusikan hal-hal terkait dengan permasalahan di lapangan.

“Ikuti dengan sungguh-sungguh dan diskusikan semua masalah di lapangan, mumpung ada narasumber yang bisa membantu,” ujar Sanindi.[advertorial]

Lebih baru Lebih lama