Rp6,5 Miliar Bantuan Internet Gratis Pemprov Kalsel, Awasi Agar Tepat Sasaran!

Rp6,5 Miliar Bantuan Internet Gratis Pemprov Kalsel, Awasi Agar Tepat Sasaran!

BANJARBARU, MK - Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan, menyerang kehidupan, sosial, ekonomi dan lainnya, namun juga menyerang usaha untuk mencerdaskan anak-anak bangsa yang terhalang dengan tidak bisa menyelenggarakan pendidikan di sekolah seperti biasa. 

Tentunya semua ingin dalam suasana Covid-19 ini, bisa tetap melaksanakan pembelajaran, walaupun tidak berkumpul dalam ruangan dan berjalan sebagaimana biasa.

Itu seperti disampaikan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor dalam sambutannya usai menyerahkan secara simbolis bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19 se Kalsel, Senin (21/9/2020) di Gedung KH Idham Chalid Banjarbaru.

Menurut pria yang akrab disapa Paman Birin ini, bagi dunia pendidikan, Covid-19 memang tidak hanya membunuh melalui penularannya, tapi juga menyerang psikologis orang tua dan pelajar yang terdampak. 

Tidak sedikit orang tua yang secara ekonomi tidak mampu, mengalami depresi karena hidup yang sulit di masa pandemi. Untuk membeli makanan sehari-hari saja sudah susah, ditambah lagi untuk membeli kuota internet sang anak, demi mendukung pembelajaran dengan sistem daring. 

Apalagi biaya pulsa untuk belajar ini sangat besar, karena kegiatan belajar-mengajar tersebut, kebanyakan menggunakan video yang kuota pemakaiannya sangat besar.

Di sisi lain, peran orang tua juga bertambah, karena sekarang mereka harus mengawasi dan  memastikan putra-putrinya, mengikuti pelajaran secara daring dari gurunya. 

Sangat mungkin kurangnya kontrol dari orang tua, anak-anak mereka malah tidak mengikuti pelajaran dari gurunya secara daring, tapi mungkin mereka lebih memilih bermain game atau menonton video di aplikasi youtube berjam-jam setiap harinya. 

"Maka, di sinilah pentingnya peran orang tua," imbuhnya. 

Sementara bagi pelajar yang kemudian tidak bisa sepenuhnya mengikuti pelajaran secara daring, karena ketiadaan pulsa, tentu lebih berdampak secara psikologis dan bisa mengalami depresi. 

Seperti kasus yang tengah viral melalui pemberitaan dan media sosial, terjadi di negara tetangga kita, India. Seorang siswi miskin di India, ditemukan meninggal dunia setelah diketahui bunuh diri. Remaja perempuan itu diduga meminum racun, karena ditemukan botol kosong bekas cairan di dekatnya.

Kejadian ini terjadi di Valencherry, sebuah kota kecil yang berada di negara bagian Kerala, India. Kuat dugaan, siswi tersebut melakukan aksi bunuh diri akibat takut ketinggalan kelas, selama masa lockdown yang diterapkan di India. Sejak keluarnya kebijakan lockdown, sekolah juga ikut ditutup dan dialihkan pada kelas online atau daring.

Remaja perempuan ini takut ketinggalan kelas yang diselenggarakan secara online, lantaran keluarganya tak mempunyai cukup uang untuk membeli kuota internet. Sementara ayahnya juga diketahui sudah tak bekerja, karena dalam kondisi sakit. Ia menjelaskan bahwa putrinya sempat mengalami depresi, karena tak bisa ikut kelas online.

"Kita berharap, apa yang terjadi di India, tidak terjadi di Indonesia, khususnya banua kita Kalimantan Selatan. Karena kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, dan sampai kapan pembelajaran secara daring akan terus berlangsung," terangnya.

Sedih rasanya mendengar ada remaja yang bunuh diri, karena tidak bisa memberli pulsa untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Lalu bagai mana dengan mereka, yang orang tuanya tidak bisa membelikan smartphone!

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, Yusuf Efendi mengatakan, pola pembelajaran daring sangat berkembang bagi peserta didik, karena lebih praktis, fleksibel, memberikan pembelajaran lebih menyenangkan, lebih personal, hemat waktu, ramah lingkungan, mudah didokumentasikan dan dapat memberikan kontribusi dalam memutus mata rantai Covid-19. 

“Tentunya ada hambatan bagi peserta didik, yang orang tuanya terpapar Covid-19 secara ekonomi,” jelasnya.

Saat wawancara sebelum penyerahkan secara simbolis bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19, dan juga wawancara ketika Kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola SMK Tahun 2020, Selasa, 15 September 2020, kepada wartawan Yusuf Efendi menjelaskan, tentang latar belakang dari bantuan internet gratis bagi siswa SMA dan SMK yang terdampak Covid-19, serta pentingnya bantuan internet gratis tersebut.

Menurut Yusuf, saat ini Kalsel berada pada masa pandemi Covid-19, sejak ditetapkan peningkatan status menjadi status tanggap darutrat dari Gubernur Kalsel terkait penanganan Covid-19, maka sejak Maret itu Disdikbud Kalsel dan sampai saat ini mereposisi pembelajaran dari sekolah ke rumah, atau dengan bahasa populer disebut belajar dari rumah. 

Belajar dari rumah ini, mayoritas dilakukan melalui daring, dikatakan mayoritas karena memang ada sebagian kurang lebih 5 persen melakukan opsi lain, ini terkait topografi wilayah Kalsel yang terdiri dari rawa, dataran, pegunungan dan kepulauan. 

Keberhasilan pembelajaran daring, berdasarkan laporan dari Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas) di masing-masing sekolah, yaitu 95 persen.

Agar sistem daring ini berjalan lancar, ada diantaranya dihadapkan pada persoalan, peserta didik yang orang tuanya terdampak Covid-19 dari aspek ekonomi, yaitu kurang memiliki kemampuan untuk memberli kouta internet. 

Melihat persoalan ini, Gubernur Kalsel menaruh perhatian dan peduli, dengan memberi bantuan kouta internet gratis dalam bentuk kartu perdana, yang bekerja sama dengan telkomsel, untuk peserta didik yang ada di SMA dan SMK, melalui Balai Teknologi Informasi Komunikasi Pendidikan (BTIKP).

Bantuan kouta internet gratis bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Per orang setiap bulannya Rp90.000 selama 3 bulan, jadi jumlahnya Rp270.000, selama semester dasar. Jumlah pelajar yang akan menerima ada 24.000 orang di 13 kabupaten/ kota di Kalsel. 

Bantuan ini, nanti diserahkan melalui kepala sekolah (kepsek), yang berkordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA dan SMK, serta dalam pelaksanaannya supaya lancar dan tertib seperti yang diharapkan, akan dikawal oleh para pengawas sekolah. 

Bantuan kouta internet gratis Gubernur Kalsel, diberikan dari Oktober, November dan Desember, setelah bantuan kouta internet gratis dari pemerintah pusat sudah selesai, agar tidak terjadi tumpang tindih bantuan. Karena perjalanannya panjang, tidak mungkin hanya satu bantuan, agar optimal, provinsi menyambungnya. 

Sedangkan bantuan untuk guru, melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda). Apabila setelah Desember keadaan di Kalsel sudah membaik dan menjadi zona hijau, maka peserta didik akan kembali ke sekolah, tapi harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BTIKP, Eksan Muhtar menambahkan, bahwa Bantuan kouta internet gratis didanai APBD Provinsi Kalsel sebesar Rp6,5 miliar. 

Pelajar yang mendapat bantuan, adalah mereka yang sudah dipilih oleh Kepala Sekolah (Kepsek), yaitu pelajar yang benar-benar terdampak dan secara ekonomi mereka wajib di bantu. 

Tidak semua siswa, hanya 24.000 siswa yang mendapat bantuan. Apabila ada pelajar yang seharusnya mendapat bantuan kouta internet gratis, tapi malah tidak mendapatkannya, maka Kepsek dapat memberikan bantuan melalui dana bos.

“Bekerja sama denga telkomsel, BTIKP kita juga menyiapkan aplikasi Indonesia Belajar, untuk sekolah-sekolah yang di daerahnya kurang sinyal dengan sistem satelit, diharapkan semua siswa di Kalsel dapat dilayani,” tambahnya.

Seusai memberikan sambutan, saat wawancara Paman Birin kembali menegaskan, “Mudah-mudahan yang kita berikan ini, bisa dimanfaatkan buat anak didik kita, walau dalam Covid-19 anak-anak kita tetap bisa belajar, itu yang penting,” pungkasnya.

Seperti yang dikatakan Paman Birin ‘walau dalam covid-19 anak-anak kita tetap bisa belajar, itu yang penting’. Maka, sampainya bantuan kepada peserta didik yang benar-benar berhak menerima bantuan, itu juga penting. 

Sehingga tidak ada anak-anak yang depresi, karena tidak bisa membeli pulsa untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Untuk itu, mari sama-sama kita awasi agar tepat sasaran.[araska banjar]
 
Lebih baru Lebih lama