Tokoh Warga Tolak BLK Jadi tempat Karantina Covid-19

Tokoh Warga Tolak BLK Jadi tempat Karantina Covid-19

BUNTOK, MK - Warga Kelurahan Hilir Sper dan Kelurahan Jelapat Kecamatan Dusun Selatan (Barsel) Kabupaten Barito Satan (Barsel) menolak penggunaan asrama Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19 dengan dalih lokasinya tak sesuai syarat penanganan.

"Tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda di wilayah Hilir Sper dan Jelapat, merasa keberatan sehubungan dengan rencana pemakaian asrama BLK Buntok," ungkap Jamil Muliadi kepada metrokaliman.com, Kamis (13/8/2020).

Asrama ini sendiri berada di Jalan  Jelapat RT 1 RW 1 Hilir Sper. Rencananya tempat ini dijadikan sebagai tempat karantina orang gejala Covid-19. 

Ia menjelaskan, virus Corona merupakan virus yang paling berbahaya terhadap kesehatan dan kehidupan manusia.

Asrama BLK Buntok merupakan salah satu tempat yang selalu dipergunakan oleh peserta pelatihan untuk menginap, terutama yang berasal dari luar Kota Buntok dan sekitarnya.

Lokasi asrama berada di sekitar rumah dinas yang dihuni oleh pegawai BLK Buntok dan berada di tengah lingkungan padat penduduk.

Jamil khawatir ini akan menimbulkan rasa ketakutan dan was-was bagi peserta yang ingin dan sedang mengikuti pelatihan.

Warga yang berada di lingkungan sekitar juga merasa terganggu dan khawatir bahkan sangat ketakutan jika asrama BLK Buntok dijadikan tempat karantina bagi orang bergejala Covid-19. 

Sebab dikhawatirkan berimbas pada penularan yang tidak diinginkan. Karena petugas yang menangani Covid-19 sudah bisa dipastikan akan keluar masuk di lingkungan secara bebas.

"Selaku Ketua RT 1, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda, merasa keberatan serta menolak secara tegas recana tersebut, kepada Gugus Tugas dan pihak terkait dapat mempertimbangkan alasan kami," pungkasnya.

Di tempat yang berbeda, salah satu warga, Andi Yuliyanto (45) menegaskan jika mereka menolak karena resah. Mereka khawatir tertular virus Corona jika BLK di  dijadikan tempat karantina gejala Covid-19 ini.

"Kita takut nantinya malah membawa virus Corona ke sini. Jangan ditempati karantina. Di sini tempat asrama tempat pelatihan, bukan tempat penyakit," tutup Andi.[deni]

Lebih baru Lebih lama