Ikut Terdampak, Siba tetap Bertahan di Tengah Covid-19

Ikut Terdampak, Siba tetap Bertahan di Tengah Covid-19

NUNUKAN, MK - P4S Pitu Kawerang berada di ujung Timur Pulau Kalimantan tepatnya di Kelurahan Nunukan Barat, Kecamatan Nunukan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara.  
P4S ini didirikan oleh Siba Muhammad sejak tahun 2005 lalu dengan fokus pada usaha tani komoditi hortikultura, khususnya sayuran.  
Kemandirian dan keeksisan sebuah P4S diuji oleh berjalannya waktu dan terpaan kondisi perekonomian. 
Seperti saat ini ketika wabah pandemi Covid-19 sedang melanda dunia dan juga negara Indonesia, telah dirasakan nyata memberikan dampak luar biasa pada sendi-sendi kehidupan, baik ekonomi maupun sosial budaya. 
Tidak dapat dipungkiri, dampak  yang ditimbulkan tersebut  juga dirasakan oleh Siba Muhammad selaku pengelola P4S Pitu Kawerang.  
P4S yang setiap tahun menerima siswa magang dari SMK ini mengungkapkan rasa kecewa, karena pada tahun ini tidak dapat menuntaskan mengglembeng calon petani muda milenial lantaran para siswa magang harus ditarik dan dipulangkan sebelum waktunya. Hal ini karena kebijakan nasional. 
Selanjutnya, Siba menyampaikan dari sisi ekonomi kondisi ini menyebabkan transportasi angkutan, khususnya laut menjadi terganggu.  
Namun di sisi lain ini menjadi berkah tersendiri, karena menyebabkan suplai barang dari luar berkurang sehingga harga jual produk yang dihasilkan oleh P4S menjadi lebih baik.
Saat ini di tengah pandemi Covid-19, terbukti P4S Pitu Kawerang tetap eksis, dengan tetap berproduksi tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Nunukan.  
Dalam berusaha tani P4S Pitu Kawerang menerapkan berbagai macam teknologi yang ada, di antaranya sistem hidroponik, sistem irigasi tetes namun juga tetap menerapkan teknologi konvensional. 
Menurut Siba, dengan sistem irigasi tetes timun yang ditanam pada saat musim kemarau, bisa penen sampai 13 kali dibandingkan hasil petani dengan sistem konvensional yang hanya bisa panen 3 sampai 4 kali.  
Lebih lanjut Siba mengatakan, volume permintaan seluruh komoditas sayuran yang dihasilkan seperti timun, selada dan cabai mengalami penurunan. 
Hal ini dikarenakan pasar lebih sepi dibandingkan kondisi normal,  ditambah lagi acara-acara pernikahan tidak ada sehingga usaha catering makanan banyak yang istirahat sementara.  
Namun turunnya permintaan pada beberapa jenis sayuran, dapat ditutupi dari naiknya harga cabai.  Jadi setidaknya pendapatan tidak banyak menurun. 
"Bagaimana pun situasinya P4S Pitu Kawerang bertekad tetap eksis dan konsisten dalam membina calon pengusaha pertanian dan berproduksi sayuran untuk masyarakat Nunukan khususnya," tutur Siba, Kamis (23/4/2020).[advertorial]
Lebih baru Lebih lama