Kementan Terus Tumbuhkan Minat Petani Milenial

Kementan Terus Tumbuhkan Minat Petani Milenial

MATARAM, MK - Pertemuan koordinasi penumbuhkembangkan pengusaha milenial dan peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan digelar di Hotel Golden Palace Mataram, 6 hingga 8 Februari 2020.
Agenda nasional ini dihadiri Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Pertanian, Ir Pending Dadih Permana M.Ec Dev, Kaban PPSDMP, Kapuslat dan Kadis Pertanian Perkebunan Nusa Tenggara Barat (NTB) Ir Husnul Fauzi M.Si, Kadistan Lombok Barat dan Lombok Tengah, Fauzi, Kepala UPT Pelatihan se-Indonesia, dan perwakilan Widyaiswara pertanian.
Kadis Husnul mengatakan, di sektor pertanian, 47 persen penduduk bermata pencaharian pertanian. Sejak september 2017, Dinas Pertanian dan Perkebunan sangat mendukung pelat vokasi. 
"Selama ini P4S ditempati magang siswa dan mahasiswa. Kegiatan Saka Bumi Taruna juga sebagai sarana untuk menumbuhkan petani milenial dan telah melaksanakan uji kompetensi berbagai bidang agribisnis," terangnya. 
Bersamaan momen ini, juga dilakukan penandatanganan MoU P4S se-Mataram dengan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMKPP) Mataram.
Kaban PPSDMP menyampaikan, indikator keberhasilan pembangunan pertanian adalah P4S, baik jumlahnya maupun kualitasnya. P4S harus lebih bagus dari petani lainnya dan juga Widyaiswara juga lebih bagus dari Kabadan.
"Karena P4S langsung terjun di lapangan dan sudah mulai menjajakan produknya keluar. Tujuan pembangunan pertanian menyediakan pangan kepada 267 juta jiwa," tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, meningkatkan kesejahteraan petani dan ketiga meningkatkan ekspor 3 kali lipat. Inovasi teknologi mampu meningkatkan pertanian 3 kali lipat sepertibinovasi Jarwo Super mampu menghasilkan 14 ton per hektare. 
Rekapitulasi phosphat dan tanam zig zag mampu menghasilkan jagung 4 kali lipat. Kualitas juga penting apalagi ekspor. Ternyata sudah ada petani yang ekspor daun singkong ke Timur Tengah.
"Menjaga kualitas itu penting, contohnya ada produk yang kena reject gara-gara ditemukannya 1 ekor semut di kemasannya. Jangan sampai karena teledor sedikit, akhirnya kehilangan jutaan dolar. Pengawasan penting," paparnya. 
Hanya 8 persen petani yang muda, sedang lainnya petani kolonial. Ini karena kurang minatnya kaum milenial terjun ke dunia pertanian. 
Usut punya usut, kurang minatnya pemuda ke pertanian karena menganggap profesi ini kurang menjanjikan. Namun jika pertanian menghasilkan duit yang banyak.
"Karena bisa dijual menguntungkan akan menarik dengan menghasilkan sesuatu yang bagus dan kalau dijual menguntungkan ekspor untuk meningkatkan harga diri bangsa. Lakukan ekspor sebanyak-banyaknya untuk semua komoditas," jelasnya. 
Sementara itu, tiga aksi dari BPPSDMP, yaitu pertama membangun Kostratani dari pusat sampai kecamatan. Kostratani adalah rekapitalisasi BPP untuk membangun pertanian dengan memperbaiki sapras dan IT.
Penyuluh ditingkatkan kemampuan termasuk BOP-nya. Semakin banyak P4S di tanah air, semakin pintar-pintar petani, maka pembagngunan pertanian semakin maju.
Siapa SDM pertanian adalah kita. Kita adalah SDM Pertanian termasuk P4S. SDM pertanian memberikan kontribusi 50 persen bagi pembangunan pertanian. Sedangkan sapras hanya 25 persen dan infrastruktur 25 persen. 
"Yang paling berdiri di garda terdepan adalah penyuluh dan P4S. Insya Allah perjuangan P4S sebagai petani, pengusaha dan pembina SDM maka akan mendapat rezeki di akhirat karena kontribusinya dalam pembangunan," pungkasnya.[bayu/adv]
Lebih baru Lebih lama