SAMARINDA – Upaya Kalimantan Timur (Kaltim) dalam mendorong transformasi ekonomi berbasis keberlanjutan kembali menunjukkan hasil yang mengesankan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mencatat realisasi investasi yang melampaui Rp70,43 triliun, menandai kepercayaan kuat investor global terhadap masa depan ekonomi hijau di wilayah yang kini menjadi gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana, mengungkapkan bahwa angka tersebut merupakan data resmi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan menjadi sinyal positif bahwa Kaltim terus menarik perhatian dunia internasional.
“Realisasi investasi kita sudah menembus Rp70,43 triliun. Ini menunjukkan bahwa strategi Kaltim untuk memperkuat diplomasi ekonomi dan memperluas kerja sama global berjalan sangat efektif,” jelas Fahmi di Samarinda.
Fahmi menegaskan bahwa minat paling besar berasal dari investor Tiongkok. Hal ini tidak lepas dari strategi sister province dan berbagai undangan bilateral yang mengantarkan delegasi Kaltim ke sejumlah negara.
“Sister province memberikan dampak nyata. Banyak pengusaha dari Tiongkok berminat dan bahkan datang langsung untuk meninjau potensi investasi di Kaltim,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Tiongkok menunjukkan ambisi besar dalam mengembangkan proyek-proyek strategis di Kaltim. Dominasi minat investor Negeri Tirai Bambu itu dinilai sebagai peluang penting untuk mempercepat diversifikasi ekonomi daerah.
Fenomena baru dalam aliran investasi ke Kaltim adalah bergesernya perhatian investor dari sektor ekstraktif seperti batu bara menuju sektor-sektor berkelanjutan, sejalan dengan komitmen global terhadap emisi rendah dan energi bersih.
“Yang paling diminati investor, terutama dari Tiongkok, adalah Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya proyek-proyek kelistrikan,” ungkap Fahmi.
Selain EBT, sektor peternakan ayam juga mulai menarik minat investor sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan regional. Keduanya menjadi penanda bahwa ekonomi hijau dan sektor pangan kini memainkan peran sentral dalam peta investasi Kaltim.
Pergeseran fokus ke sektor hijau ini dipandang sebagai langkah penting bagi Kaltim yang selama ini bergantung pada sektor pertambangan. Dengan realisasi investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah, Kaltim kini berada pada jalur yang lebih matang untuk melakukan transformasi ekonomi jangka panjang.
“Kita tidak hanya ingin mengejar angka investasi besar, tapi memastikan bahwa investasi yang masuk mampu memperkuat ekonomi kita secara berkelanjutan,” tambah Fahmi.
Komitmen ini sejalan dengan visi pembangunan Kaltim yang menekankan pemerataan, inklusivitas, dan daya saing, terutama di tengah hadirnya IKN yang menjadi magnet baru bagi berbagai negara.
Fahmi menegaskan bahwa Pemprov akan terus memperluas jaringan kerja sama internasional, mengoptimalkan diplomasi ekonomi, dan membuka peluang investasi yang selaras dengan arah pembangunan daerah.
“Pemerintah akan memastikan bahwa minat investasi yang besar ini benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.[han911/adv/diskominfokaltim]
Tags
kaltim
