PALANGKA RAYA — Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya realisasi investasi di Kalteng yang hingga triwulan III tahun 2025 telah mencapai Rp19,621 triliun, atau sekitar 75,67 persen dari target tahunan sebesar Rp25,930 triliun.
Dalam arahannya pada Rapat Koordinasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Pertambangan, Gubernur Agustiar menekankan bahwa pemerintah daerah harus mampu menjaga momentum pertumbuhan investasi agar memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Ia mengingatkan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk menghadapi dinamika ekonomi nasional dan global.
Gubernur juga menyoroti penurunan Dana Transfer dari Pemerintah Pusat selama delapan bulan terakhir yang berdampak pada penerimaan daerah.
Menurutnya, kondisi tersebut menuntut langkah strategis dan inovatif agar potensi ekonomi daerah dapat terus dioptimalkan secara berkelanjutan.
“Semua pihak harus bersinergi mendukung visi pembangunan Kalimantan Tengah yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat Dayak dan seluruh warga Kalteng menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Gubernur Agustiar Sabran.
Dia menilai bahwa capaian realisasi investasi hingga triwulan III merupakan sinyal positif sekaligus modal penting untuk memperkuat PAD melalui pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan.
Menurutnya, peningkatan investasi tidak hanya berkontribusi pada pendapatan daerah, tetapi juga membuka lapangan kerja dan memperkuat perekonomian lokal.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalteng, Sutoyo, menjelaskan bahwa tren positif investasi tersebut mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap iklim usaha di Kalimantan Tengah.
“Peningkatan investasi di Kalteng selaras dengan visi pembangunan yang terus ditegaskan oleh Gubernur H. Agustiar Sabran,” ujarnya.
Hingga triwulan III, investasi di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp5,466 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp1,711 triliun. Sektor industri makanan menjadi penyumbang terbesar investasi PMDN dengan nilai Rp2,127 triliun, disusul subsektor pertambangan, serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.
Sutoyo juga mengimbau agar para pelaku usaha tetap menjaga kepatuhan terhadap seluruh kewajiban daerah, termasuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Alat Berat, Pajak Bahan Bakar Minyak, serta Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).
"Kepatuhan terhadap kewajiban daerah merupakan bentuk kontribusi nyata pelaku usaha dalam mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di Kalimantan Tengah,” tegasnya.[andre]
Tags
pemprov kalteng
