PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran, menegaskan bahwa pemerintahannya terbuka terhadap kritik dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa. Hal ini disampaikan saat menerima audiensi dan silaturahmi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalteng di Aula Eka Hapakat, Palangka Raya, belum lama ini.
Dalam pertemuan tersebut, Agustiar menegaskan bahwa kritik yang membangun sangat dibutuhkan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan kebijakan. Ia mengajak mahasiswa untuk menyampaikan kritik secara cerdas, bijak, dan bertanggung jawab demi kemajuan bersama.
“Kami tidak antikritik. Kritik itu penting dan dibutuhkan, asal disampaikan dengan niat baik dan cara yang tepat,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Menurut Gubernur, pembangunan daerah tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja. Mahasiswa dinilai memiliki peran strategis sebagai mitra dalam pembangunan sekaligus pengawas kebijakan publik. Namun ia menekankan bahwa kritik harus didasari oleh semangat cinta terhadap daerah, bukan untuk menjatuhkan. “Kalteng ini rumah kita bersama. Kalau ada kekurangan, mari kita perbaiki secara kolektif,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa menyampaikan sejumlah persoalan yang menjadi perhatian di berbagai wilayah. Salah satu isu utama yang disoroti adalah lemahnya pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dinilai belum optimal. Mereka menilai kurangnya pendampingan dan pembinaan dari pemerintah menyebabkan banyak BUMDes tidak berkembang.
“BUMDes masih banyak yang tidak berjalan maksimal karena minimnya pendampingan dari pemerintah. Kami berharap hal ini menjadi perhatian serius,” ungkap Koordinator Mahasiswa, David Benedictus Situmorang, mewakili aspirasi BEM se-Kalteng.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti ketimpangan pembangunan infrastruktur di wilayah pedalaman, perbatasan, dan daerah terpencil. Mereka menilai masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses jalan, jembatan, air bersih, serta jaringan listrik. Permasalahan ini dianggap sebagai hambatan serius dalam pemerataan pembangunan.
“Pembangunan jangan hanya terfokus di kota. Masyarakat pelosok juga berhak menikmati pembangunan yang merata,” tegas David. Menanggapi masukan tersebut, Gubernur Agustiar berjanji akan menindaklanjuti seluruh aspirasi yang disampaikan dan terus memperkuat sinergi antara pemerintah dan kalangan mahasiswa demi mewujudkan Kalimantan Tengah yang lebih adil dan maju.[andre/deni]
Tags
pemprov kalteng