Disdukcapil Tanah Bumbu Hadirkan Inovasi Baru Lagi

Disdukcapil Tanah Bumbu Hadirkan Inovasi Baru Lagi

KADIS Disdukcapil Tanah Bumbu Gento Hariyadi.| foto : istimewa 

BATULICIN - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Tanah Bumbu lagi-lagi menghadirkan inovasi baru yang disebut "Detak-Detik" atau  Desa Tertib Administrasi Kependudukan Dengan Teknologi Informasi Komunikasi pada awal November lalu, sudah diikuti dan digunakan 92 desa.

”Setiap hari sebanyak 200-300 dokumen yang mengalir ke tempat kami," kata Kepala Disdukcapil Tanah Bumbu, Gento Hariyadi kepada metrokalimantan.com dan radio-swarabersujud.com, beberapa hari lalu.

Menurut Gento, inovasi ini dalam rangka mendekatkan pelayanan administrasi kependudukan ke masyarakat dengan cara membuka lapak atau tempat layanan di seluruh desa dan kelurahan Kabupaten Tanah Bumbu.

Dengan menghadirkan layanan Detak-Detik ini, masyarakat sangat diuntungkan. ”Dinilai dari segi ekonomis, efektivitas, efesiensi mereka untung, karen tidak perlu datang lagi ke Disdukcapil untuk antri berlama-lama” ungkapnya.

Cara kerja dari Detak-Detik adalah masyarakat datang ke kelurahan atau desa. Kemudian operator desa mengupload data dukung persyaratan yang diperlukan, kemudian dikirim ke Disdukcapil Tanah Bumbu.

Selanjutnya Disdukcapil melakukan verifikasi data tersebut, dan dilakukan penginputan data di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).

Setelah selesai,  dokumen tersebut dikirim via e-mail (surat elektronik) oleh Disdukcapil ke Desa atau Kelurahan. Desa menerima dokumen dalam bentuk portable document format (PDF).

”Dan PDF ini berbasis weblink, produksi anak bangsa, termasuk orang Disdukcapil sendiri,” kata Gento.

Sebelum ada inovasi Detak-Detik, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Disdukcapil membuat program yang dinamakan Sikadal (Sisir Kawasan Pedalaman).

Namun program tersebut kurang berhasil, meski sudah melakukan jemput bola. ”Kami dari door to door, kami ngamen dari desa ke desa, dari kecamatan dan sampai daerah perbatasan. Namun hasilnya tidak maksimal, sehingga munculah program Detak-Detik,” demikian Gento.[ade]

Lebih baru Lebih lama