Pertama di Kalsel, Desa Suka Ramah Miliki Perkebunan Pisang Cavendish

Pertama di Kalsel, Desa Suka Ramah Miliki Perkebunan Pisang Cavendish

PELAIHARI - Pisang Cavendish yang merupakan jenis pisang terkenal sebagai salah satu buah impor, nyatanya kini terdapat perkebunannya di Desa Sukaramah, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut (Tala).

Jenis Pisang Cavendish menjadi satu-satunya di Kalimantan Selatan.

Abdul Wahab (35), pemilik perkebunan Pisang Cavendish menceritakan tidak mudah mengembangkan jenis perkebunan ini karena masih dianggap asing bagi kebanyakan orang.

Ia mengatakan, mulai pengembangan pada 2020 yang lalu, namun karena berbagai kendala baru bisa melakukan produksi secara massal pada bulan Juni 2022 ini.

Pemuda pemilik empat lokasi perkebunan Pisang Cavendish ini pun turut ambil bagian menjajakan hasil panen perdana pada gelaran Manunggal Tuntung Pandang (MTP) di Desa Suka Ramah, Jumat (10/6/2022).

Ia berharap momen MTP ini menjadi awal yang baik dalam memasarkan produknya. Apalagi pada kesempatan ini, dirinya mampu menunjukkan hasil jerih payah langsung dihadapan Bupati Tala dan jajaran.

"Saya berterimakasih, lapak saya sudah dikunjungi oleh jajaran Pemkab Tala. Kami berharap akan selalu mendapat dukungan, baik dari pemasaran hingga kemitraan dengan para petani, agar kita mencintai produk lokal," ungkapnya.

Pemuda yang memiliki satu lokasi perkebunan di Desa Sabuhur, Kecamatan Jorong ini mengaku, awalnya memang mendatangkan bibit secara impor dari berbagai daerah dengan varietas berbeda. Lalu, berhasil menghasilkan buah dalam waktu tujuh bulan.

Selanjutnya, Ia mencoba mengembangkan sendiri bibit yang dianggap paling bagus dan hasilnya ternyata lebih cepat berbuah dengan waktu lima bulan.

"Harapannya, Pisang Cavendish kami dapat mencukupi kebutuhan konsumsi daerah dan dapat mengenalkan ke banyak orang kalau Tala memiliki pisang premium yang lokal," sambungnya.

Bupati Tala, HM Sukamta saat sambutan pada MTP tersebut mengatakan, pisang ini memiliki potensi berkembang bahkan hingga sampai menjadi produk jualan di ritel-ritel modern. 

"Pisang ini jika sampai masuk ke ritel modern, pasti naik harganya. Keunggulannya, rasa manisnya asli karena masak di pohon. Pemerintah pasti akan mencarikan jalannya agar bisa menembus ke berbagai ritel modern," ujar Sukamta.

Sukamta berpesan, agar dapat konsisten menyediakan kebutuhan pisang ini jika ada permintaan pasar nantinya. Menurutnya, pemerintah akan selalu siap menjembatani soal pemasaran.[advertorial]


Lebih baru Lebih lama