Kementan Dukung Pengendalian OPT Ramah Lingkungan dengan Menggali Potensi Tanaman Lokal Kalimantan

Kementan Dukung Pengendalian OPT Ramah Lingkungan dengan Menggali Potensi Tanaman Lokal Kalimantan

SERANGAN OPT masih menjadi salah satu hal yang menjadi masalah yang terus di hadapi oleh petani. Di tengah cuaca ekstrem, petani harus berjuang menghadapi organisme pengganggu tanaman dan hama yang merajalela.

Dengan tingginya serangan hama akan menyebabkan kerugian secara ekonomi bahkan gagal panen.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani menggunakan  guna mewujudkan pembangunan pertanian yang ramah lingkungan. 

Hal ini sejalan dengan ketertarikan masyarakat menggunakan produk-produk atau sarana pertanian yang bebas dari residu pestisida kimiawi semakin bertambah. 

Pengendalian menggunakan pestisida sintetik akan menambah biaya budidaya. Selain itu, penggunaan pestisida sintetik dapat merusak lingkungan karena residu yang ditinggalkan bahkan dapat mengganggu kesehatan petani jika diaplikasikan terus menerus.

Pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati akan memberi energy positif di pertanian Indonesia. Perlunya kita gali kembali tanaman-tanama khas Indonesia atau tanaman spesifik lokasi dari pulau-pulau di Indonesia. 

Sinergi dan kolaborasi dibutuhkan dalam menggali tanaman-tanaman lokal yang sangat bermanfaat dalam penaganan OPT. 

Galam (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana) merupakan salah satu tumbuhan kayu asli rawa yang tumbuh pada hutan gambut dangkal. Tanaman lokal dan khas ini hampir ditemukan di sepanjang lahan rawa di pulau Kalimantan. 

Kehadiran SDM yang mumpuni akan mengeksplore, berinovasi dengan tekhnologi yang terbarukan di Kementrian Pertanian. 

Badan Penyuluhan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui BBPP Binuang tidak pernah berhenti untuk berinovasi dalam menggali tanaman spesifik lokasi dalam pengendalian OPT. 

Hal ini dilakukan agar petani dapat dengan mudah memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dalam pengendalian OPT.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan bahwa pertama kita harus menghilangkan mindset bahwa pertanian itu blepotan kotor dan sebagainya tidak ada inovasi teknologi, itu kita hilangkan.

“Perlu peningkatan pemahaman kapasitas petani sebagai pelaku pertanian kita ke depan. Kita punya visi yaitu pertanian maju, mandiri dan modern,” tutupnya.[mia/intan]
Lebih baru Lebih lama