Panglima TNI dan Kapolri Perkenalkan Tracer Digital di Kalsel

Panglima TNI dan Kapolri Perkenalkan Tracer Digital di Kalsel

TENTARA Nasional Indonesia (TNI) menggunakan dua strategi baru untuk melakukan tracing atau penelusuran kasus Covid-19 di Indonesia. TNI akan menggunakan tracer digital dan tracer lapangan. 

Strategi ini diambil sebab penelusur atau tracer lapangan yang selama ini dilakukan oleh para prajurit TNI AD, TNI AL, dan TNI AU masih kurang efektif.

Terkait  penggunaan tracer digital ini, melalui Siaran Pers Pemerintahan Provinsi Kalsel (Pemprov Kalsel), mengabarkan kunjungan Kerja Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ke Kalsel, pada 5 Agustus 2021. 

Kunjungan dismbut oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalsel, Safrizal ZA yang didampingi Walikota Banjarbaru,  Ketua DPRD Kalsel, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Forkopimda Forkopimda dan Sekda Roy Rizali Anwar bersama jajaran, di Gedung  Idham Chalid, Banjarbaru.

Kunjungan ini dalam rangka menindaklanjuti peningkatan kasus Covid di luar Jawa-Bali, khususnya dua wilayah di Kalsel, yakni Banjarmasin dan Banjarbaru.

Panglima TNI dan Kapolri memberikan arahan upaya apa saja yang diperlukan untuk menekan kasus Covid-19, termasuk di antaranya mengenalkan aplikasi tracing digital melalui aplikasi Silacak dan inaRisk. 

Selain itu, Panglima TNI juga menyampaikan bantuan oksigen yang pihaknya kirimkan ke Pemprov Kalsel.

“Saya mengirim 50 oksigen konsentrator termasuk APD dan peralatan  lain, ini ditempatkan di isoter-isoter yang memerlukan,” ucap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Hadi Tjahjanto juga menjelaskan tentang tracing digital, menurutnya kemampuan aplikasi masih terus ditingkatkan, demi meminimalkan kendala-kendala di lapangan. Di sisi lain, pihaknya gencar melaksanakan pelatihan tenaga tracing.

“Pak Gubernur, Pak Walikota, kemarin saya sudah melaksanakan pelatihan tenaga tracing yaitu tracer digital dari TNI Polri, yang nantinya akan kita tempatkan di Puskesmas dan dilaporkan di aplikasi Silacak. Saya yakin, dengan kedatangan saya dan Pak Kapolri, dan nanti diawasi oleh Kapolda,  Kapolri Danrem, insyaallah pelaksanaan tracer di tiap puskesmas berjalan dengan baik,” jelas Panglima TNI.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan mengirimkan vaksin dalam jumlah besar di bulan Agustus sampai September.

“Pada Agustus, 78 juta vaksin akan disebar ke seluruh wilayah Indonesia,” kata Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Kalau vaksin sudah bagus, dan wilayah-wilayah sudah bagus, maka yang sekarang dan ke depannya harus terus kita kuatkan adalah protokol kesehatan,” tegasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Kalsel melaporkan jumlah kasus Covid di Kalsel, khususnya wilayah yang sedang menerapkan PPKM Level 4. 

Untuk mengatasi kekurangan oksigen, ia mengungkapkan sejumlah upaya mulai dari koordinasi dengan pihak Samator serta mengatur distribusi. Dalam menghadapi situasi genting ini, Safrizal mengatakan terus menyusun strategi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait.

“Semangat kami adalah kolaborasi. Kami dengan Pak Kapolda, Danrem, serta Forkopimda lainnya saling terus berkoordinasi dan berkolaborasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, dilansir dari rri.co.id, melalui Siaran Pers Puspen TNI, Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa tracer digital akan melakukan wawancara kepada warga yang diduga menjalin kontak erat dengan pasien Covid-19, setelah mendapatkan pemeberitahuan dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes). Namun, wawancara tidak dilakukan dengan tatap muka, tapi dilakukan menggunakan handphone atau jarak jauh. 

"Tracer digital nantinya akan melaksanakan wawancara melalui WhatsApp atau telpon dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan, namun bila ada kendala, maka tenaga tracer lapangan akan bergerak menuju sasaran yaitu masyarakat yang dikonfirmasi masuk pada tracing kontak erat," kata Hadi, pada Selasa 27 Juli 2021.

Disampaikan Hadi, hasil wawancara itu nantinya akan dicatat dalam sebuah formulir. Selanjutnya, babinsa yang menjadi tracer atau penelusur akan berkoordinasi dengan Puskesmas.

"Yaitu melaksanakan entry test dengan antigen, untuk mengetahui apakah masyarakat tersebut menunjukkan gejala reaktif atau tidak," ujarnya.

Hadi menuturkan, peran babinsa sebagai tenaga tracer digital sangat penting dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab, mereka menjadi garda terdepan yang harus mampu melaksanakan upaya memitigasi atau memotong rantai penularan.

Hadi berharap para tenaga tracer Digital dan tracer Lapangan dari TNI sudah dapat berjalan dengan baik.

"Harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di luar tugas rutin seperti pembagian sembako dan juga melaksanakan penegakan Protokol Kesehatan," ucapnya.

Untuk memaksimalkan pelaksanaan, disebutkan pula Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menyerahkan Laptop secara simbolis kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD, Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar) TNI AL, dan Bintara Pembina Potensi Dirgantara (Babinpotdirga) TNI AU, yang akan melaksanakan tugas sebagai tenaga Tracer Digital Covid-19, bertempat di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.[adv/araska]


Lebih baru Lebih lama