Inflasi Kalsel Sebesar 0,17 Persen

Inflasi Kalsel Sebesar 0,17 Persen

PEREKONOMIAN Kalimantan Selatan (Kalsel) yang mulai tumbuh positif. Jika pada triwulan I 2021 perekonomian terkontraksi 1,25 persen (year on year), maka triwulan II 2021 menunjukkan peningkatan signifikan menjadi 4,40 persen.

Hal itu sampaikan Pejabat (Pj) Gubernur Kalsel Safrizal ZA, secara hybrid pada High Level Meeting (HLM) dan Rakorda Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se- Kalsel,  Semester II Tahun 2021. Kegiatan digelar di  Gedung Idham Chalid, Perkantoran Setdaprov Banjarbaru, pada 19 Agustus 2021, seperti yang dikabarkan Siaran Pers Pemprov Kalsel.

Di antaranya hadir Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Amanlison Sembiring, Kepala Biro Perekonomian Ina Yuliani, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Suparno, Kepala Bappeda Nurul Fajar Desira, serta Kepala Dinas Perdagangan Birhasani.

Disampaikan pula, inflasi Kalsel pada Juli 2021 sebesar 0,17 persen. Inflasi tersebut terutama bersumber dari kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, sejalan dengan peningkatan biaya sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA.

Karena itulah, sebut Safrizal,  demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil, kegiatan HLM dan Rakorda TPID diselenggarakan.

“Teori inflasi adalah kenaikan harga secara umum atau terus-menerus dalam waktu tertentu. Maka, pengendalian inflasi dengan cara menciptakan stabilitas harga,” jelas Safrizal.

Pj Gubernur Kalsel ini pun mengingatkan untuk menerapkan Prinsip ADA sebagai upaya mengendalikan inflasi.

“Sistemnya ADA, yaitu Availability, Distribution, dan Affordability. Availability diartikan sebagai ketersediaan barang. Jadi ada stok yang tak terputus. Penting kita menjaga ketersediaan barang,” terangnya.

Mengenai Distribusi, Safrizal memberikan contoh kasus inflasi yang terjadi ketika akses Jalan Gubernur Syarkawi rusak dan jembatan terputus. Hal tersebut menghambat distribusi pasokan kebutuhan pokok.

“Dengan kerja sama dan komunikasi, akhirnya akses bisa lancar kembali. Jadi, jika stok ada tapi tidak bisa didistribusikan, harga bisa tak terkendali,” pungkasnya.

Kemudian, affordability atau keterjangkauan dalam hal harga, stabilitas, distribusi, maupun low inforcement untuk oknum yang bermain harga.

“Ini menjadi strategi kita bekerja agar inflasi terkendali sehingga pertumbuhan bisa terus terjaga,” ungkapnya.

Kegiatan selanjutnya yakni peresmian kerja sama business to business Komoditas Cabe Rawit Tiung Tanjung antara agregator Kabupaten Tabalong dengan agregator Kota Palangkaraya dan Balikpapan. 

Kepala BI Kalsel Amanlison Sembiring bersama Pj Gubernur Kalsel yang diwakili Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Syaiful Azhari, menekan layar sentuh sebagai simbol peresmian kerja sama Komoditas Cabe Rawit Tiung Tanjung.[adv/araska]


Lebih baru Lebih lama