Data Kasus Narkoba Kalsel selama Pandemi Covid-19 Meningkat

Data Kasus Narkoba Kalsel selama Pandemi Covid-19 Meningkat

MENTERI Sosial Tri Rismaharini mengingatkan, saat ini sebanyak 3,6 juta orang menjadi korban penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Lain (Napza). Dalam kajian Badan Narkotika Nasional (BNN), angka penyalahgunaan Napza tidak menunjukkan tanda-tanda melandai di era pandemi Covid-19, satu tahun terakhir. 

Dilansir dari laman website kemensos.go.id, sejalan dengan arahan Mensos pada Kamis 8 Juli 2021, saat Virtual One Day Training (VODT) dengan tema “Waspada Penyalahgunaan Narkoba di Tengah Pandemi COVID19”, Kementerian Sosial melalui para penyuluh sosial bisa memainkan peran penting mengedukasi masyarakat tentang bahaya Napza.

Berdasarkan data BNN, terdapat peningkatan signifikan terhadap jumlah barang bukti Napza yang disita . Pada tahun 2021 dalam kurun waktu 3 bulan saja, BNN telah menyita sebanyak 808,67 kilogram narkoba jenis sabu dan ganja sebanyak 3.462,75 kilogram.

Kejadian memperihatinkan ini menjadi perhatian Kemensos yang kemudian menyelenggarakan program Rehabilitasi Sosial terhadap Korban Penyalahgunaan Napza (KPN), agar KPN mampu melaksanakan keberfungsian sosialnya, meliputi kemampuan melaksanakan peran, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah dan aktualisasi diri, dan terciptanya lingkungan sosial yang mendukung keberhasilan rehsos KP Napza.

Kemudian, dikutip dari merdeka.com, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan, peningkatan peredaran narkoba selama pandemi Covid-19, di duga penyebabnya karena selama pandemi banyak warga yang berada di rumah saja dan akhirnya menyalahgunakan obat.

“Walaupun situasi Covid sekarang ini, tetapi demand (permintaan) masih tinggi dari masyarakat. Mungkin karena work from home banyak juga drug abuse from home,” ujarnya dalam rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis 18 Maret 2021.

Sebelumnya, dikutip dari rri.co.id, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalsel Brigjen. Pol. Drs. Jackson Arison Lapalonga dalam press rilis akhir tahun, di Kantor BNNP Kalsel, pada Selasa 22 Desember 2020, menyampaikan meningkatnya angka penyalahgunaan Narkotika di Kalimantan Selatan (Kalsel) karena adanya pengaruh dampak pandemi Covid-19. 

Menurut Jackson, peningkatan itu disebabkan mudahnya semua masyarakat menggunakan sistem belanja dengan online.

"Barang bisa di kirim dengan jasa pengiriman sampai di tempat bahkan sampai ke kamar pembeli," ucapnya.

Pernyataan terkait peningkatan angka penyalahgunaan Narkotika di Kalsel juga disampaikan Executive Summary dari peserta Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) kepada Penjabat (Pj) Gubernur Kalsel Safrizal ZA, melalui video conference, pada Kamis siang, 29 Juli 2021 di Ruang Kerja Gubernur Kalsel, di Banjarmasin.

Melalui Siaran Pers Pemprov Kalsel, mengabarkan Safrizal ZA menerima Executive Summary dari peserta KKDN kepada Perwira Siswa Pendidikan Reguler (Pasis Dikreg XLVIII Sesko TNI tahun ajaran 2021.

Executive summary merupakan informasi dan data yang disusun oleh para peserta KKDN , hasil dari serangkaian kunjungan di beberapa instansi di Kalsel.

"Kami menyampaikan penghargaan dan apresiasi, kepada rombongan Pasis Sesko TNI atas penyusunan executive summary ini. Hal ini tentu menjadi sebuah informasi dan data yang berharga bagi kita semua dalam upaya meningkatkan pembangunan Kalimantan Selatan," kata Safrizal ZA.

Sebelumnya, Kolonel Laut Prasetyo menyampaikan Executive Summary diantaranya masih kurangnya personil TNI  jika dibandingkan dengan ancaman yang yang timbul di Kalsel. Selain adanya ancaman bencana alam seperti kebakaran hutan, tanah langsor. Kemudian pihaknya juga menyoroti penyalahgunaan narkoba yang kasusnya cukup tinggi. 

"Sepanjang tahun 2020 ada sekitar 1600 lebih kasus penyalahgunaan narkoba dengan 2000-an lebih tersangka di Kalsel, ada yang bertransaksi di daerah perairan," ungkapnya.[araska] 


Lebih baru Lebih lama