1.000 kasus kematian, Kalsel Perpanjang PPKM Mikro

1.000 kasus kematian, Kalsel Perpanjang PPKM Mikro

JUMLAH kasus kematian secara kumulatif di Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah tembus 1.000 kasus lebih dan 40 warga yang dilaporkan telah meninggal dunia setelah Lebaran tahun ini. 

Ada potensi ledakan kasus Covid-19 lebih besar setelah Lebaran, atau memasuki minggu keempat dan seterusnya, berkaca dari pengalaman tahun lalu, ditambah dengan tingkat mobilitas penduduk justru semakin tinggi, meski adanya larangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D, di Banjarmasin, Minggu, 30 Mei 2021 

"Tren peningkatan kasus ini harus kita waspadai karena jika terjadi ledakan masif, jumlah pasien yang harus dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan akan melonjak pula. Jika hunian tempat tidur melewati batas aman, rumah sakit dan tenaga kesehatan di Kalimantan Selatan bakal kewalahan," ucapnya

Sementara itu, melalui Siaran Pers Humas Pemprov Kalsel mengabarkan Rapat Koordinasi Situasi Covid-19 di Kalsel sekaligus Evaluasi PPKM Mikro di Aula Kantor Gubernur, Banjarmasin, pada 3 Juni 2021. Rapat mengundang tim satgas Covid-19, yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Kepala BPBD, serta tim pakar masing-masing bidang.

Dalam rapat disebutkan bahwa berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan Covid 19-Kalsel,  setelah Ramadan dan Idul Fitri angka positif cenderung stagnan. Kendati jumlah kasus positif kembali landai, Penjabat (Pj) Gubernur Kalsel, Safrizal ZA tidak ingin lengah.

“Kecuali tanggal 24 Mei dengan jumlah kasus yang lumayan tinggi, namun beberapa hari terakhir kembali angka menjadi datar. Kita harapkan angka ini bisa kita turunkan dengan terus mensosialisasikan protokol kesehatan di semua aktivitas masyarakat,”  kata Safrizal,  usai memimpin rapat. 

Sebagai upaya menekan laju penyebaran Covid-19, Safrizal pun kembali menetapkan perpanjangan PPKM Mikro di Kalsel untuk dua minggu ke depan, agar terus mempertahankan sekaligus berupaya menurunkan indikator utama.

Menurut Safrizal, indikator utama ialah angka positif. Berdasarkan data terkini, jumlah kasus positif di Banua sebanyak 2.7 persen, masih di bawah dari angka rata-rata nasional.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Muslim, mengapresiasi keberadaan PPKM Mikro sebagai kebijakan antisipatif.

“PPKM Mikro itu sudah berjalan beberapa periode, tapi Kalsel tetap mengikuti. Kami sangat terima kasih dengan kebijakan antisipatif yang dilakukan, apakah itu surat keputusan, edaran, dan sebagainya,” ujarnya.

Adapun tim satgas Covid-19 Provinsi Kalsel baru saja mengalami revitalisasi. Komposisi tim dan beberapa struktur diubah demi mempertajam fokus dan penanganan.

Selain itu, ada penambahan bidang baru, yakni Perlindungan Terhadap Nakes, yang diketuai oleh Dr. dr. Mohammad Rudiansyah.[advertorial/araska]



Lebih baru Lebih lama