Harga dan Ketersedian Gas Melon tak Terkendali, Warga Harapkan Pemkab Kontrol Penyalurannya

Harga dan Ketersedian Gas Melon tak Terkendali, Warga Harapkan Pemkab Kontrol Penyalurannya

PULANG PISAU, MK - Harga gas elpiji bersubsidi atau gas melon di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah melambung tinggi. Padahal, pemerintah setempat sudah menentukan dan menjamin harga gas ukuran 3 kilogram itu sebesar Rp Rp 17.500 per tabungnya (sesuai HET).

Harga Eceran Tertinggi atau (HET) yang sudah ditetapkan itu, tampaknya tak berlaku di kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat ini. 

Pasalnya, puluhan warga mengeluhkan tingginya harga gas yang memang diperuntukan untuk dua golongan masyarakat, yakni masyarakat kurang mampu dan pelaku usah kecil (mikro).

Informasi dihimpun awak media metrokalimantan.com, Senin (5/4/2021) rata-rata harga gas elpiji 3 kilogram mencapai Rp 38 hingga Rp 40 ribu per tabung.

"Itu kami dapati di warung-warung pengecer. Kalau di pangkalan atau agen selalu habis," ujar salah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang namanya enggan dimuat, Senin (5/4/2021).

Kemudian, disampaikan salah satu warga Pulang Pisau lainnya, Dillah. "Saya pernah beli di warung harganya Rp 40 ribu, kalau di pangkalan selalu gak kebagian. Habis terus, dan jadwal datangnya pun tidak tahu," ucapnya.

Tak hanya diluar harga HET, tambah Dillah, kelangkaan gas melon itupun menjadi keluhan bagi warga, khususnya warga Pulang Pisau.

"Apalagi ini kan menjelang bulan Ramadhan, jadi kita harapkan agar gas tersebut tersedia. Coba lakukan sidak bersama ke lapangan, agar penyalurannya terkontrol," pinta Dillah dengan tegas.

Sebelumnnya, dikabarkan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindgkop) dan UMKM Kabupaten Pulang Pisau meminta agar agen elpiji kabupaten setempat untuk menindak tegas pangkalan yang "nakal".

"Kami dari Disperindagkop dan UMKM Pulpis sudah melayangkan surat kepada agen untuk ikut dalam pengawasan dan memberikan tindakan tegas kepada sub agen atau pangkalan "Nakal" yang menjual elpiji bersubsidi melebihi harga eceran tertinggi (HET) dari harga yang telah ditentukan oleh pemerintah," ucap Elieser Kaya, Kadisperindagkop dan UMKM Pulpis.

Dikatannya, saat ini  Disperindagkop Pulpis  masih menunggu laporan pihak agen yang sebelumnya telah disampaikan melalui surat, terkait dengan banyaknya pengaduan dan keluhan dari masyarakat yang menyebutkan harga elpiji di pangkalan dijual melebihi HET.

Bahkan, elpiji 3 kilogram ada yang dijual hingga mencapai Rp 40 Ribu di tingkat pengecer.

"Surat tersebut berdasarkan pengaduan dari masyarakat Pulpis," katanya.

Menurut Elieser langkah awal yang dilakukan pihaknya berkoordinasi dengan pihak agen agar menelusuri kebenaran yang terjadi di lapangan. Diharapkan dalam waktu dekat, pihak agen bisa menyampaikan laporan dari hasil temuan di beberapa pangkalan yang dikeluhkan oleh masyarakat itu.

Elieser menjelaskan penyaluran elpiji bersubsidi tersebut hanya sampai pangkalan saja. Kemudian, dari pangkalan langsung kepada pengguna atau masyarakat, dan bukan disalurkan kepada pengecer.

"Jadi, jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan akibat ulah pengecer yang memang tidak memiliki izin untuk menjual elpiji. Namun yang dikeluhkan saat ini, bukan harga di pangkalan saja sudah jauh di atas HET tetapi ketersediaan elpiji yang sering kosong," ungkapnya membenarkan informasi dari masyarakat.

Disperindagkop setempat, lanjutnya, bisa memberikan sanksi tegas kepada pangkalan hingga pencabutan izin, apabila pihak agen nantinya dalam penelusuran kepada pangkalan juga menemukan hal yang dikeluhkan oleh masyarakat.

"Ada dua agen elpiji yang beroperasi di Kabupaten Pulang Pisau yakni PT Saconk dan PT Kahayan Kuala," katanya.

Selain harga jual di atas HET, Elieser menerangkan kendala lain dalam permasalahan elpiji bersubsidi ini adalah jumlah kuota dari Pertamina ke agen yang tidak pernah bertambah.

"Ada beberapa pangkalan yang bertambah tetapi jumlah kuota tidak ditambah. Pelaku usaha kecil mikro juga menjadi salah satu pengguna elpiji bersubsidi yang paling banyak dan harusnya menjadi pertimbangan bagi Pertamina untuk menambah jumlah kuota," tutupnya.[manan]
Lebih baru Lebih lama