Populasi Bekantan dan Orangutan di Pulpis Masih Ada, Ini Kata Peneliti

Populasi Bekantan dan Orangutan di Pulpis Masih Ada, Ini Kata Peneliti

PULANG PISAU, MK - Berdasarkan hasil penelitian oleh tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi (Puslitbang Hutan BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejumlah kawasan di wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) masih memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna.

Bahkan, dari penelitian tersebut jenis fauna atau hewan endemik seperti Orangutan dan Bekantan serta burung Rangkong populasinya masih ada di wilayah kabupaten berjuluk Bumi Handep Hapakat ini.

"Hasil penelitian tim kita sejumlah Desa di Kabupaten Pulang Pisau, masih memiliki keanekaragaman hayati baik flora maupun faunanya," ucap Prof. Dr. Ir Raden Garsetiasih dari Bidang Konservasi Profesor Reset Peneliti Ahli Utama saat diwawancarai awak media belum lama tadi.

Menurutnya, untuk jenis fauna burung tim peneliti menemukan sebanyak 51 spesies  dengan keragamannya masuk dalam kategori sedang, sedangkan untuk amfibi, reptil dan mamalia termasuk dalam katagori rendah.

Sedangkan untuk flora, lanjutnya, terdapat jenis-jenis potensial yang masih ada, meski sebagian jenis tanaman sepertu pohon ramin, jelutung sudah mulai berkurang.

"Kategori kurang hingga rendah ini yang selanjutnya kami rekomendasikan untuk kegiatan restorasi. Untuk jenis orangutan dan bekantan secara jumlah belum dapat kita pastikan, tetapi populasinya masih ada. Ini untuk yang liar, bukan yang ada di Pulau Salat Kecamatan Jabiren itu," terangnya.

Dirinya mengajak, dalam menyusun strategi konservasi keanekaragaman hayati, diperlukan pertukaran informasi dan pengetahuan bersama pemangku kepentingan dan masyarakat, guna mengkolaborasikan data yang didapat tim di lapangan.

"Karena, identifikasi dan inventarisasi flora dan fauna serta biofisik ekosistem gambut, sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisinya, sehingga bisa merumuskan strategi yang tepat untuk pengelolaan selanjutnya," imbuhnya.

Dirinya juga menekankan restorasi flora pada ekosistem gambut harus disesuaikan dengan jenis lokal yang menjadi pakan satwa liar disana, untuk mencegah konflik satwa yang memasuki permukiman akibat pakan di habitatnya berkurang.

Tidak kalah penting adalah koridor konservasi yang dibangun dengan mempertimbangkan jenis-jenis yang disukai oleh satwa liar sehingga meningkatkan persentase reproduksinya.

"Tim telah melakukan survei ekologi dan pengumpulan data sosial ekonomi di Desa Taruna, Tumbang Nusa, Pilang dan Garung di Kecamatan Jabiren Raya. Selain itu juga terhadap Desa Gohong di Kecamatan Kahayan Hilir," pungkasnya.[manan]
Lebih baru Lebih lama