Cari Tambahan, Rudi Terpaksa jadi Badut Jalanan

Cari Tambahan, Rudi Terpaksa jadi Badut Jalanan

BATULICIN, MK - Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, membuat situasi ekonomi seakan menjadi tak menentu. Tak terkecuali dalam mencari rezeki. Berbagai cara kini dilakukan banyak orang untuk sekedar bisa bertahan hidup.

Pun demikian dengan Rudi. Tak peduli dengan keringat yang bercucuran, pria 40 tahun ini tetap harus memakai kostum badut Pooh yang membuat gerah saat beraktivitas mengais rezeki di tepi jalan. 

Pooh sendiri merupakan tokoh beruang madu dalam film kartun Winnie the Pooh.

Menurut Rudi, menjadi badut harus dilakukannya untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

"Dari pukul 2 siang usai jualan kue donat, saya turun ke jalan, berkeliling menjadi badut," tutur Rudi kepada metrokalimantan.com, Selasa (4/8/2020).

Warga Desa Sari Gadung, Kecamatan Simpat Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini mengaku, untuk mendapat kostum Pooh itu dirinya harus bayar sewa dengan cara bagi hasil.

"Yang penting saya bekerja sebagai badut ini, tentunya dengan hasil keringat diri sendiri," imbuhnya.

Rudi tak peduli dengan lelah dan keringat hingga harus berjalan ke sana kemari menghibur anak-anak. Bila nasib lagi mujur, banyak anak-anak yang berfoto selfie. 

"Kalau anak-anak berfoto kan biasanya mengasih uang, meski seikhlasnya oleh orangtua anak itu," bebernya.

Saat menjadi badut, Rudi bisa mengais pengasilan antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu. Tapi tak jarang juga terkadang hanya dapat belasan ribu, bahkan nihil sama sekali.

"Sehari-hari saat menjadi badut tidak menentu, kadang dapat hasil Rp50 ribu, kadang sampai Rp60 ribu, dan bisa juga tidak dapat hasil. Hari ini, saya cuma Rp13 ribu, ini kan hujan harinya jadi terpaksa berteduh dulu," paparnya.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rudi juga dibantu sang istri yang berjualan ikan berkeliling kampung.

"Kalau boleh berharap, saya berharap pemerintah daerah Tanbu bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang seperti saya," harapnya.

Badut-badut kini ramai di sejumlah titik ruas jalan, bak jamur di musim hujan. Jumlah badut yang berhampuran di tepi jalan kini semakin bertambah, seiring wabah Covid-19.[joni]

Lebih baru Lebih lama