Antisipasi Terburuk, Kapuas Siapkan 100 Kantong Mayat dan 30 Peti Jenazah

Antisipasi Terburuk, Kapuas Siapkan 100 Kantong Mayat dan 30 Peti Jenazah

KUALA KAPUAS, MK - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19  Kabupaten Kapuas melakukan langkah antifipatif guna persiapan penanganan kasus Covid-19.

Ini untuk menyikapi masih abainya kepatuhan sebagian besar warga yang bersikap masa bodoh dengan apa yang dianjurkan pemerintah. Padahal anjuran ini untuk mencegah sekaligus memutus mata rantai penyebar wabah agar segera berakhir dan tidak menulari seluruh masyarakat di Kapuas.

Untuk itu, Tim GTPP Covid-19 Kabupaten Kapuas telah menyiapkan 30 peti mati dan 100 buah kantong mayat.

"Jujur, kalau masyarakat kita tetap begini, masa bodoh dengan apa yang kita imbaukan dalam mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan, saya rasa percuma apa yang telah dilakukan seluruh tim Satgas selama ini guna mencegahnya, sebab angka yang terpapar terus bertambah," kata Ketua Harian GTPP Covid-19, Panahatan Sinaga SH, Minggu (25/5/2020).

Menurutnya, saat ini angka kematian pasien Covid-19 di wilayah Kapuas tertinggi di  Kalteng, bahkan secara nasional. Melihat kondisi seperti ini dan sifat masa bodoh masyarakat, pihaknya pun mengambil langkah akan kemungkinan terburuk.

"Kita siapkan peti jenazah dan kantong mayat," imbuh Sinaga.

Lebih lanjut dijelaskannya, untuk Kabupaten Kapuas kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 12,1 persen dan angka kesembuhan 16,1 persen. Sementara untuk angka kematian/meninggal sangat tinggi dengan kisaran 25,8 persen.

Melihat hal tersebut dibandingkan dengan Kota Palangka Raya yang  hanya 4,3 persen dan nasional 6,3 persen.

"Melihat angka-angka ini menunjukkan dengan demikian sudah sangat jelas bahwa angka kesembuhan di Kapuas masih lebih rendah, dari kota Palangka Raya dan secara nasional," ujarnya.

Sedangkan kematian atau meninggal di Kabupaten Kapuas sangat tinggi mencapai 25,8 persen, jauh lebih tinggi dibanding Kota Palangka Raya yang 4,3 persen dan nasional hanya 6,3 persen tingginya.

Angka tersebut ditambah dengan kurangnya fasilitas dan tenaga medis juga menjadi faktor bahwa masyarakat yang tidak patuh dan masa bodoh akan kesehatannya ditambah dengan fakta yang ada yaitu masyarakat yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah, hal terburuk sudah pasti akan terjadi pada saat diberikan perawatan.

"Untuk itu, sekali lagi diimbau agar seluruh lapisan masyarakat Kapuas dapat sadar dan patuhlah terhadap apa yang dianjurkan sebagaimana protokol mengatisipasi penularanya, sebab kalau sudah virus menulari kita, nyawa yang menjadi taruhanya, karena dia tidak melihat dan memandang usia apabila sudah menularinya," tukasnya.[zulkifli]
Lebih baru Lebih lama