Covid-19 tak Surutkan Semangat, Petani Barito Utara Panen Melon

Covid-19 tak Surutkan Semangat, Petani Barito Utara Panen Melon

MUARA TEWEH, MK - Meski sedang dilanda Covid-19, petani budidaya melon di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, tetap panen melon. 
Fakta ini disampaikan Titaini, PPL Trahea Kecamata. Menurut pendamping petani, tanaman melon milik Kamad yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Tani Maju, ditanam pada lahan seluas kurang lebih 1 hektare, dan varietas yang ditanam adalah varietas Japonika. 
"Pemilihan varietas Japonika sendiri dikarenakan varietas ini lebih tahan terhadap penyakit kresek dan kondisi tanah yang agak sedikit kering," terangnya. 
Buah melon yang dipanen dengan berat sekitar 2 sampai 3 kilogram, dipanen pada saat tanaman melon berumur 60 hingga 65 hari setelah tanam. Melon ini dijual dengan harga per buah sebesar Rp10.000 per kilogram di tingkat petani.
"Kalau dijual langsung kepada tengkulak harganya hanya berkisar Rp8000 per kilogramnya," imbuhnya. 
Menteri Petanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan kepada seluruh insan pertanian bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini, petani dan penyuluh harus tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya dalam menyediakan kebutuhan pangan sehingga tidak terjadi krisis pangan.
'Karena tanpa asupan nutrisi yang baik, maka orang akan lebih mudah tertular Covid-19," jelasnya.
SYL juga mengaku bangga dengan pertanian saat ini, patani melon tidak berhenti untuk mencukupi produksi kebutuhan untuk wilayah kabupaten dan provinsi. 
"Walapun wabah virus Covid-19 melanda, namun petani di sini tidak berhenti untuk mendukung program pemerintah," sebutnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa masyarakat Indonesia semua butuh pangan. 
"Dari pangan yang sehat dan bergizi maka, akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat,” tutur Dedi.
Kamad saat panen menyatakan, masyarakat di sekitar tidak terpengaruh dan tidak takut akan virus corona, karena masyarakat mematuhi apa-apa saja yang diperintahkan oleh pemerintah dan PPL setempat. 
"Kami yang tergabung Poktan Tani Maju sendiri sangat bersyukur budidaya melon kali ini berhasil, karena selalu dilakukan pendampingan oleh Ibu Titaini selaku Penyuluh WKPP dan juga oleh Dinas Pertanian Kabupaten Barito Utara,” terang Kamad.
Dalam pelaksanaan panen warga tetap menjaga jarak dengan orang lain sejauh 1 sampai 3 meter. Juga menggunakan sarung tangan dan setelah selesai membasuhnya dengan sabun pada air yang mengalir. 
Peralatan yang sudah dipakai juga dibersihkan dan diletakkan di gudang dan dilakukan penyemporan disinfektan.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama