Kunjungi Pelatihan Mendukung Ekspor, BBPP Binuang Sosialisasi Konstratan

Kunjungi Pelatihan Mendukung Ekspor, BBPP Binuang Sosialisasi Konstratan

TENGGARONG, MK - Kunjungan kerja ke Kalimantan Timur kembali dilakukan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si. 
Kali ini, Sabtu (8/2/2020), Yulia menghadiri pelatihan teknis tematik pertanian terpadu di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Lau Kawar di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Bukan sekedar hadir, Yulia juga berkesempatan memberikan motivasi dan etos kerja kepada seluruh peserta dan pengelola P4S Lau Kawar.
Dalam arahannya, Yulia yang sudah menjabat Kepala BBPP Binuang  sejak 2018 ini mengatakan, indikator keberhasilan pembangunan pertanian adalah P4S, baik jumlahnya maupun kualitasnya. 
Menurutnya, P4S harus lebih bagus dari petani lainnya. Demikian juga dengqn Widyaiswara harus lebih bagus dari Kepala Balai.
"Karena P4S langsung terjun di lapangan dan sudah mulai menjajakan produknya keluar. Tujuan pembangunan pertanian sendiri untuk menyediakan pangan kepada 267 juta jiwa," tuturnya.
Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tentu harus mampu meningkatkan ekspor 3 kali lipat. Inovasi teknologi diyakini mampu meningkatkan pertanian 3 kali lipat, seperti inovasi Jarwo Super mampu menghasilkan 14 ton per hektare. 
Rekapitulasi phosphat dan tanam zig zag mampu menghasilkan jagung 4 kali lipat. Kualitas juga penting apalagi ekspor. Sejauh ini sudah ada petani yang ekspor daun singkong ke Timur Tengah.
"Menjaga kualitas itu penting, contohnya ada produk yang kena reject gara-gara ditemukannya 1 ekor semut di kemasannya. Jangan sampai karena teledor sedikit, akhirnya kehilangan jutaan dolar. Pengawasan penting," tegasnya.
Dalam sosialisasi ini, Yulia juga menyampaikan bahwa secara organisasi program Kostratan mempunyai penanggung jawab di setiap jenjangnya.
Penanggung jawab secara nasional adalah Menteri Pertanian, selanjutnya disebut Kostratanas. Di tingkat provinsi penanggung jawabnya adalah Gubernur yang selanjutnya disebut Kostrawil. 
Di tingkat kabupaten disebut Kostrada yang diketuai oleh bupati atau walikota. Kemudian di tingkat kecamatan disebut Kostratani yang diketuai oleh camat. 
"Karena fokus pembangunan ada di tingkat kecamatan, maka sebagai garda depannya adalah Kostratani," jelasnya.
Kostratani tidak hanya melibatkan penyuluh pertanian, namun juga kepala desa, pengendali organisme pengganggu tumbuhan, pengawas benih tanaman, medik veteriner, paramedik veteriner, pengawas bibit ternak, pengawas mutu pakan, petugas pertanian kecamatan atau mantri tani, inseminator dan petugas terkait seperti mantri statistik atau penyuluh lain.
“Dengan dicanangkan Kostratan, diharapkan percepatan pembangunan pertanian menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern dapat segera tercapai," pungkas Yulia.[bayu/adv]
Lebih baru Lebih lama