lni mereka dapatkan dari pengolahan limbah kayu ulin dan kelapa yang disulap menjadi perabotan makan rumah tangga.
"Untuk perabotan makan dan rumah tangga dari limbah dan kayu ulin kami bikin baru berjalan dua. Kalau untuk pengolahan limbah kelapa sudah satu tahun," terang Masnur, pengrajin limbah kayu Desa Tegal Rejo, Kamis (16/1/2020).
Masnur mengatakan, sekarang ini hanya mempunyai satu tenaga ahli dan delapan pekerja yang mengoprasikan peralatan produksi limbah kayu ini.
"Alhamdulilah, produksi kerajinan limbah kayu ulin ini sudah keluar Kalimantan, dan mulai dikenal orang," tuturnya.
Sebenarnya, lanjut Masnur, kerajinan ini berpotensi meningkatkan perekonomian dan pengembangan masyarakat Desa Tegal Rejo.
Limbah kayu kelapa sendiri dibikin menjadi cobek dan sudah tersebar di 13 kabupaten/kota se-Kalsel. Produksi per bulan mencapai sekitar 3.000 buah.
Sedang untuk limbah kayu ulin yang dibikin perabotan makan dan hiasan rumah tangga diklaim sudah masuk pasaran surabaya, Jakarta, dan Bali.
"Saya mengenalkan kerajinan ini atas nama Kabupaten Kotabaru. Ini untuk mengangkat daerah dan provinsi agar lebih dikenal lagi," terang Masnur.
Bupati Kotabaru, Sayed Jafar telah mengunjungi tempat lokasi kerajinan ini. Beliau sangat mendukung dan mengembangkan usaha kerajinan tersebut agar menjadi khas Kabupaten Kotabaru.
"Kita akan kembangkan usaha kerajinan ini, dan sekaligus kita promosikan melalui instansi terkait, agar bisa menjadi kerajinan khas kabupaten Kotabaru," sebut Sayed.
Untuk usaha kerajinan limbah kayu dari Desa Tegal Rejo ini, dijanjikan untuk kembangkan agar dapat merekrut pekerja lokal, dan pastinya akan meningkatkan perekonomian warga desa.[zainuddin]
