Simak Bahaya Merokok Bagi Perempuan, Masih Mau Merokok?

Simak Bahaya Merokok Bagi Perempuan, Masih Mau Merokok?

PADA zaman sekarang telah banyak pengguna rokok yang sering dijumpai. Tak hanya laki-laki, perempuanpun mulai kecanduan rokok. Bahkan sekarang merokok tidak pandang usia, mulai orang tua, dewasa hingga remajapun merokok. Untuk perempuan juga sudah banyak yang merokok.
Dalam urusan kesehatan, rokok memang sangat berbahaya bagi siapapun yang menggunakannya, untuk perempuan ternyata bahayanya jauh lebih rentan daripada laki-laki. 
Hal ini bisa dipahami karena secara alami fisik perempuan memang berbeda dari laki-laki. Perempuan mengalami siklus hormonal yang menyebabkan mereka mengalami menstruasi, mengandung, dan menyusui. Sementara laki-laki tidak. Perempuan punya payudara dan rahim yang tidak dimiliki laki-laki. 
Dampak buruk merokok pada perempuan cenderung lebih mengerikan dari apa yang dibayangkan. Berdasarkan sebuah data, ada 1,5 juta perempuan meninggal dunia akibat merokok.
Diperkirakan pada tahun 2030, jumlahnya akan bertambah dimana 8 juta jiwa yang masih belum yakin akan bahaya rokok bagi kesehatan.
Dilansir dari Fox News dan Healthline, serta beberapa sumber yang didapat berikut bahaya rokok bagi perempuan yang harus  diwaspadai:
1. Gangguan pernapasan 
Perempuan yang memiliki kebiasaan merokok lebih berisiko untuk menderita gangguan pernapasan. 
2. Siklus haid tidak teratur
Kebiasaan merokok juga bisa meningkatkan kemungkinan terganggunya periode menstruasi pada perempuan,hal init erjadi karena pendarahan yang berlebihan, juga keputihan. Ini semua bisa terjadi karena racun pada rokok memengaruhi ovarium atau indung telur dan menyebabkan rendahnya kadar hormon estrogen. Sudah bukan rahasia lagi bahwa rokok juga memengaruhi tingkat kesuburan. Tak hanya itu saja, dampak yang juga dapat kamu rasakan akibat merokok adalah nyeri yang tak tertahankan saat menstruasi terjadi. 
3. Gangguan kehamilan
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang merokok lebih berisiko untuk mengalami infertilisasi atau tidak mampu hamil dibanding perempuan yang tidak merokok. Merokok akan menyebabkan komplikasi kehamilan, termasuk berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran, kematian janin, dan sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome). Selain dapat menyebabkan gangguan kehamilan, perempuan yang memiliki kebiasaan merokok sebelum hamil, cendrung akan sulit untuk hamil. Sebab studi menunjukkan bahwa 60 persen perokok mengalami peningkatan risiko untuk menderita infertilisasi
4. Meningkatkan risiko terjadinya refluks asam lambung
Mekanisme perlindungan tubuh secara alami dapat terganggu oleh zat-zat yang terkandung pada rokok, termasuk mengganggu asam lambung. Menurut Michael Brown, MD, profesor kedokteran di Rush University Medical Center, Chicago, merokok dapat mengganggu saluran pencernaan, dan secara tidak langsung juga berkontribusi menyebabkan terjadinya penyakit maag dan meningkatkan refluk asam lambung. 
5. Mengurangi kepadatan tulang
Merokok juga terkait dengan berkurangnya kepadatan tulang pada perempuan. Dilansir dari International Osteoporosis Foundation,  rokok dapat menghambat proses penyerapan nutrisi, tak terkecuali vitamin D dan kalisum yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan tulang.
6. Kerusakan DNA
Apabila wanita merokok, DNA yang ada pada wanita tidak dapat pulih ketika mengalami kerusakan. Berbeda seperti laki-laki yang memiliki kemampuan memperbaiki DNA yang rusak lebih baik. Padahal, salah satu dampak merokok adalah kerusakan DNA yang dapat menimbulkan berbagai penyakit kanker.
7. Dapat menyebabkan kanker
• Kanker paru-paru
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perempuan perokok lebih berpeluang dua kali lipat mengidap penyakit kanker paru. Risiko ini lebih besar dibandingkan pria karena tubuh perempuan memiliki reaksi berbeda terhadap karsinogen yang terdapat pada batang rokok. Pria dapat mengeluarkan beberapa karsinogen melalui urin akan tetapi, tubuh perempuan mengubahnya menjadi senyawa karsinogenik. Hal inilah mengapa perempuan perokok lebih berisiko untuk terkena kanker paru.
• Kanker payudara
Kanker payudara bisa terjadi karena tubuh perempuan perokok tidak bisa memproses bahan kimia dari rokok sehingga tidak mampu melawan sel kanker secara efektif. Zat-zat kimia yang terkandung di dalam rokok dapat memicu terbentuknya sel-sel kanker payudara pada hewan yang telah diujicobakan.
• Kanker serviks
Kanker serviks (leher rahim) Seperti pada kanker payudara, kanker serviks akibat rokok ini juga masih menjadi perdebatan di kalangan ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa zat racun dalam asap rokok bisa mencapai leher rahim. Ini bisa meningkatkan risiko infeksi HPV (human papilloma virus) jenis serotipe tertentu yang bisa memicu pembentukan sel kanker.
• Kanker usus besar
Risiko untuk terekena kanker usus besar juga meningkat. Studi yang dipublikasikan Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention menunjukkan bahwa perempuan 2 kali lipat atau 8 persen lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar dibandingkan pria perokok.
• Kanker rongga mulut, tekak, dan kerongkongan
Kanker rongga mulut, tekak, dan kerongkongan. Ketiga organ ini merupakan bagian yang langsung terpapar asap rokok sebelum mencapai paru-paru. Tekak merupakan bagian belakang langit-langit mulut. Rangsangan kronis asap rokok pada organ-organ ini pun dapat memicu pembentukan sel-sel kanker
8. Penyakit jantung dan risiko serangan jantung
Perempuan juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung dibandingkan pria, terutama jika mereka merokok. Merokok akan merusak sel-sel darah dalam tubuh dan menyebabkan penumpukan plak di arteri yang dapat meningkatkan risiko terkena peyakit jantung. Wanita yang merokok berisiko 50% lebih tinggi mengalami serangan jantung dibandingkan dengan laki-laki yang merokok. Hal ini berhubungan dengan interaksi antara tembakau yang ada di dalam rokok dengan hormon estrogen pada perempuan.
9. Memicu rematik (rheumatoid arthritis)
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Arthritis Research and Therapy menemukan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terkena rematik. Para peneliti berasumsi bahwa merokok dapat mengarahkan fungsi imun yang salah ketika seseorang telah memiliki faktor genetik yaitu sakit rematik. Selain itu, merokok juga dapat menghambat efektivitas pengobatan rematik. Pada awalnya mungkin tidak merasakan bahwa merokok  membuat rematik semakin memburuk. Hal ini disebabkan oleh pengaruh nikotin. Zat adiftif tersebut dapat memberikan efek yang menenangkan, sehingga rasa sakit tersebut berkurang.  Padahal fakta yang ada di dalam tubuh tidak seperti itu.
10. Meningkatkan risiko katarak
Penelitian menunjukkan seseorang yang pernah merokok memiliki peningkatan risiko terkena penyakit katarak. Bahkan, risiko tersebut juga dapat dialami oleh perokok pasif. Katarak memang umum terjadi pada orang yang lanjut usia, yang disebabkan oleh age-related macular degeneration (AMD) pada bagian tengah retina. Penelitian menunjukkan, perokok mengalami peningkatan risiko AMD dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok sama sekali.
11. Depresi
Memang nikotin dapat menawarkan efek yang menenangkan bagi penggunanya, namun berdasarkan British Journal of Psychiatry, peneliti mengungkapkan bahwa ketergantungan nikotin dapat menyebabkan depresi. Ada bukti peningkatan gejala depresi yang konsisten antara efek dari merokok dan depresi. Menurut Profesor David Fergusson yang dikutip situs Psychcentral, meskipun bukti tersebut masih belum jelas, ada kemungkinan nikotin dapat menyebabkan perubahan aktivitas neurotransmitter di otak, sehingga terjadi peningkatan risiko depresi.
Perbedaan dampak yang terjadi antara perokok wanita dan laki-laki mungkin disebabkan karena perbedaan fisiologis masing-masing gender. Namun hal tersebut tidak mengurangi nilai negatif yang sudah melekat pada rokok. Merokok tetap saja akan menimbulkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan seperti berbagai penyakit kanker, penyakit jantung, dan bahkan kematian. Untuk itu, diperlukannya pengetahuan lebih tentang bahaya merokok terutama bagi wanita perokok.

Dikutip dari berbagai sumber. 
Dina Sofia, Muhammad Fauzan Arya, Husna Azizah, Azidi Irwan (Mahasiswa dan Dosen Program Studi Kimia FMIPA ULM)

Lebih baru Lebih lama