Pelepasan Miniatur Kapal Warnai Ade Massarong

Pelepasan Miniatur Kapal Warnai Ade Massarong

BATULICIN, MK - Bunyi gendang yang dipukul sesepuh Bugis Pulau Sewangi di ruang tamu rumah H Syarwani, mengiringi komat kamit lafal mantra, Minggu (20/10/2019). Sesaji sejenis ketan di atas empat buah baki di samping miniatur kapal berwarna kuning, tampak menambah suasana mistik ritual.
Miniatur kapal kayu diangkat para sesepuh Bugis Pulau Sewangi keluar rumah H Syarwani menuju Dermaga Pulau Sewangi, di mana sudah disiapkan tiga buah kapal pelaut di deretan dermaga dengan ditunggu puluhan suku Bugis.
Mereka yang mengangkat miniatur kapal kecil, mereka juga menaiki tiga kapal yang sandar di dermaga Pulau Sewangi dan berangkat ke tengah selat laut antara Batulicin dan Pulau Sewangi.
Miniatur kapal dilepas pelan-pelan dengan dibacakan mantra, bersama puluhan speed yang mengiringi prosesi Ade Massorong.
Ketua Pesona Ade Massorong, H Syarwani mengungkapkan, pelepasan miniatur perahu merupakan media ritual Ade Massarong. Perahu itu akan melintas ke Sulawesi seiring arus air pasang yang mengarah kesana.
"Pesona Ade Massorong ini kita gelar sudah turun menurun, saya keturunan yang kelima. Jadi tradisi ini kata orang tua dulu ini sebagai tanda syukur adanya limpahan rezeki serta kesehatan bagi orang Pulau Sewangi," terangnya.
Menurutnya, tradisi Ade Massorong digelar setiap tahun di bulan Oktober.
Tampak hadir pada ritual Ade Massorong di Pulau Sewangi ini, Kepala BKSDA Kalimantan Selatan, Dr Ir Mahrus Aryadi M.Sc.
Ia mengungkapkan, masyarakat Pulau Sewangi meminta perubahan sebagian fungsi dari cagar alam, Teluk Kelumpang, selat laut. Mereka menginginkan Pulau Burung dan Pulau Sewangi, agar masyakatnya bisa terlibat untuk ikut mengelola.
"Salah satu caranya menurunkan fungsinya, dari fungsi cagar alam turun menjadi fungsi taman wisata alam. Mereka kami bantu di Pusat, sampai pada tanggal 11 Oktober 2019 keluar surat dari kementerian terkait perubahan fungsi," terangnya.[joni]
Lebih baru Lebih lama