Semangat Hari Pahlawan, Kisah Letnan Muda Udara II Cornelius Willem, Putra Kapuas yang Terjun Demi Kemerdekaan

Semangat Hari Pahlawan, Kisah Letnan Muda Udara II Cornelius Willem, Putra Kapuas yang Terjun Demi Kemerdekaan

BUPATI Kapuas HM Wiyatno dan jajaran menerima kunjungan Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Nugroho Tri Widyanto.| foto : dok.dinsoskps

KUALA KAPUAS - Mengenang kembali sosok Letnan Muda Udara II (LMU II) Cornelius Willem pada momen peringatan Hari Pahlawan kali ini.
Putra asli Kabupaten Kapuas, Kalteng, kelahiran 5 November 1926 ini dikenal sebagai salah satu pejuang udara pertama asal Kalimantan yang berani mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Kisah heroik Cornelius Willem kembali diangkat oleh Komandan Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Letkol Pnb Nugroho Tri Widyanto, M.Han, dalam kunjungannya ke Bumi Tingang Menteng Panunjung Tarung dan diaambut langsung
Bupati Kapuas dan jajaran, Minggu (9/11/2025). Kunjungan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan pemindahan makam almarhum ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Sanaman Lampang, Palangka Raya.

Cornelius Willem merupakan satu dari 13 pemuda Kalimantan yang terlibat dalam Operasi Penerjunan Pertama Republik Indonesia di Kotawaringin pada 17 Oktober 1947. Dalam operasi itu, para penerjun menggunakan pesawat Dakota RI-002 yang dipiloti Robert “Bob” Earl Freeberg, warga negara Amerika Serikat yang turut mendukung perjuangan Indonesia.

Dengan peralatan seadanya dan parasut peninggalan Belanda maupun Jepang, Cornelius bersama rekan-rekannya tetap melaksanakan misi berisiko tinggi tersebut. Mereka berhasil membuka zona pendaratan (dropping zone) dan membangun stasiun pemancar radio, yang berperan penting dalam komunikasi perjuangan rakyat Kalimantan melawan penjajah.

“Dari operasi itulah cikal bakal Korps Pasukan Gerak Cepat (Korpasgat) TNI AU terbentuk. Almarhum Cornelius Willem adalah bagian dari sejarah penting itu,” ujar Letkol Nugroho Tri Widyanto.

Namun perjuangan Cornelius tak berhenti di situ. Ia sempat tertangkap oleh tentara Belanda pada 27 November 1947 dan ditahan di Nusakambangan hingga 5 Desember 1949. Setelah bebas, semangat juangnya tak padam, ia kembali bergabung dengan Angkatan Udara Republik Indonesia di Yogyakarta.

Kini, menjelang pemindahan makamnya ke TMP Sanaman Lampang, nama Cornelius Willem kembali menggema sebagai simbol keberanian dan cinta tanah air. Jenazahnya akan lebih dulu disemayamkan di rumah Pahlawan Nasional Cilik Riwut di Palangka Raya, sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan besar sang putra Kapuas dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kisah hidupnya menjadi pengingat bahwa semangat kepahlawanan tak lekang oleh waktu. Di tengah peringatan Hari Pahlawan, Cornelius Willem hadir sebagai inspirasi bagi generasi muda Kalimantan Tengah untuk terus mencintai dan membela tanah air, seperti yang telah ia lakukan hampir delapan dekade silam.[zulkifli]
Lebih baru Lebih lama