Mahasiswa STIMI Samarinda: Gratispol Jadi Penopang Utama Mahasiswa Perantau & Lokal

Mahasiswa STIMI Samarinda: Gratispol Jadi Penopang Utama Mahasiswa Perantau & Lokal

ABDULLAH Atamin dan Ernita Cahyani Sagita saat ditemui dalam acara penyerahan biaya UKT secara simbolis di Gedung Olah Bebaya komplek Kantor Gubernur Kaltim, Senin (17/11/2025).| foto : istimewa

SAMARINDA – Program Pembiayaan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Gratispol Pendidikan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus membawa dampak positif bagi mahasiswa baru. Tidak hanya bagi mereka yang berasal dari keluarga berpenghasilan terbatas, tetapi juga bagi mahasiswa perantau yang berjuang mandiri di Samarinda. Salah satu di antaranya adalah Abdullah Atamin (22) mahasiswa semester 1 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Samarinda semester 1.

Abdullah, mahasiswa tahun pertama STIMI, telah empat tahun tinggal di Samarinda. Perantau asal Sulawesi ini sehari-hari menetap di Teluk Lerong bersama sepupunya yang bekerja di kota tersebut.

Sebagai mahasiswa perantau yang hidup mandiri, ia mengungkapkan bahwa program Gratispol sangat berarti.

“Program ini sangat membantu sekali bagi mahasiswa baru, apalagi yang kebanyakan perantau. Biasanya kita harus mandiri, kerja, dan mengatur keuangan sendiri. Dengan Gratispol ini, biaya UKT jadi lebih ringan dan bisa disisihkan untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Abdullah menyebutkan UKT di kampusnya berada di kisaran Rp2,5 juta angka yang masih dalam batas maksimal Rp5 juta yang ditanggung Gratispol.

“Kalau yang UKT-nya di atas Rp5 juta itu baru nombok. Tapi kalau saya, alhamdulillah cukup tertutupi,” tambahnya.

Ia tak lupa menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud.

“Saya berterima kasih kepada Pak Gubernur atas beasiswa Gratispol ini. Sangat bermanfaat bagi kami semua, terutama mahasiswa perantauan. Semoga beliau sehat selalu dan rezekinya dilancarkan.”

Berbeda dengan Abdullah, rekan mahasiswanya Ernita Cahyani Sagita adalah warga asli Samarinda yang tinggal bersama orangtuanya di Teluk Lerong. Mahasiswi semester 1 jurusan Manajemen ini mengaku sempat khawatir tidak lolos seleksi Gratispol karena tingginya jumlah pendaftar di kampusnya.

“Jujur awalnya saya pesimis. Banyak sekali yang daftar di kampus saya. Saya sendiri daftar di hari-hari terakhir sebelum penutupan tanggal 30, jadi sempat takut tidak lolos,” ceritanya.
Beberapa teman kampusnya memang tidak lolos karena berkas yang dinilai tidak valid. Namun Ernita bersyukur akhirnya masuk dalam daftar penerima.

“Dengan adanya Gratispol ini, sangat membantu mahasiswa dari segi ekonomi. Sisanya bisa disisihkan untuk kebutuhan lain. Pokoknya bermanfaat sekali.”

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Kaltim dan berharap program ini terus berlanjut.

“Terima kasih kepada Pak Gubernur. Gratispol ini benar-benar meringankan kebutuhan masyarakat. Semoga beliau selalu diberi kesehatan dan kelancaran memimpin daerah.”

Ernita, yang bercita-cita menjadi pengusaha, kini merasa lebih tenang memulai perkuliahannya tanpa beban biaya di semester pertama.[han911]
Lebih baru Lebih lama