RSUD Kapuas Perkenalkan CAPD, Solusi Cuci Darah Mandiri yang Lebih Fleksibel dan Ditanggung BPJS

RSUD Kapuas Perkenalkan CAPD, Solusi Cuci Darah Mandiri yang Lebih Fleksibel dan Ditanggung BPJS

SUASANA Edukasi kesehatan oleh petugas RSUD dr. Soemarno Sosroadmodjo Kuala Kapuas.| foto : istimewa

KUALA KAPUAS - Bagi penderita penyakit ginjhal kronis, cuci darah sering kali menjadi rutinitas yang melelahkan karena harus dilakukan beberapa kali dalam seminggu di rumah sakit. Namun kini, ada alternatif yang lebih praktis dan bisa dilakukan di rumah, yaitu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).

Metode ini diperkenalkan kepada pasien dan keluarga penderita gagal ginjal melalui edukasi kesehatan yang digelar RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Jumat (24/10/2025) pagi. 

Kegiatan yang berlangsung di Unit Hemodialisa ini menghadirkan narasumber dr. Daya Daryadijaya, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam RSUD Kapuas, serta tim CAPD dari PT Sanbe Farma.

"CAPD adalah metode cuci darah tanpa mesin, menggunakan selaput perut sebagai penyaring alami. Cairan khusus dimasukkan dan dikeluarkan dari rongga perut untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh,” jelas dr. Daya dalam sesi edukasi tersebut.

Menurutnya, CAPD menjadi solusi bagi pasien yang ingin tetap beraktivitas normal tanpa harus sering datang ke rumah sakit. Prosesnya dilakukan setiap hari, namun bisa dijalankan secara mandiri di rumah.

Lebih Mandiri, Lebih Ringan
KEUNGGULAN CAPD terletak pada fleksibilitasnya. Pasien dapat melakukan prosedur ini sendiri setelah menjalani pelatihan dari tenaga medis. Selain itu, peralatannya sederhana, tidak bergantung pada mesin, dan kontrol ke rumah sakit hanya diperlukan satu kali sebulan.

“Dengan CAPD, pasien bisa tetap bekerja, beraktivitas, bahkan bepergian, asalkan mengikuti prosedur dan menjaga kebersihan,” tambah dr. Daya.

Sementara itu, Ns. M. Wendi, S.Kep, Peritoneal Dialysis Nurse dari PT Sanbe Farma, memberikan penjelasan teknis tentang tahapan penggunaan CAPD di rumah, mulai dari pemasangan kateter, perawatan luka, hingga cara mengganti cairan dialisis dengan aman. Pasien juga dibekali tas dan sabuk CAPD, timbangan, brosur, serta buku catatan observasi harian.

Ditanggung BPJS Kesehatan
KABAR baiknya, seluruh biaya pemasangan dan kontrol CAPD ditanggung oleh BPJS Kesehatan (JKN). Dengan demikian, pasien tidak perlu khawatir mengenai biaya perawatan.

Edukasi ini diharapkan dapat membantu pasien dan keluarga memahami pentingnya pengelolaan penyakit ginjal secara berkelanjutan. Melalui CAPD, penderita gagal ginjal kronis dapat hidup lebih mandiri, sehat, dan tetap produktif tanpa harus bergantung sepenuhnya pada mesin hemodialisis.

"Kami berharap metode CAPD bisa menjadi pilihan utama bagi pasien yang ingin meningkatkan kualitas hidupnya,” tutup dr. Daya.[rl/zulkifli]
Lebih baru Lebih lama