KOTABARU – Menjelang pelaksanaan penilaian Adipura tahun 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru menggelar rapat koordinasi (rakor) di Ruang Rapat Manuntung Kantor Bupati Kotabaru, Kamis (2/10/2025).
Rakor tersebut dihadiri pimpinan SKPD, instansi terkait, perusahaan, kecamatan, pengelola persampahan, serta pemerintah kelurahan dan desa.
Kegiatan dipimpin Asisten Pemerintahan dan Kesra, Drs. H. Minggu Basuki, MAP, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Drs. H. Murdianto, M.Si, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru, Hj. Melinda RA, M.IP.
Dalam arahannya, Minggu Basuki menegaskan, Adipura merupakan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup bagi kabupaten/kota yang berhasil mengelola kebersihan dan lingkungan perkotaan secara berkelanjutan.
“Komitmen menjaga kebersihan dan lingkungan bukan hanya tugas DLH, tetapi tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan di Kotabaru,” ujarnya.
Ia menambahkan, upaya meraih penghargaan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan satu SKPD. “Semua harus berkolaborasi hingga ke tingkat desa. Harapan kami, kerja sama yang solid dapat meningkatkan nilai penilaian Adipura tahun ini,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kotabaru, Murdianto, menyebut rakor ini menjadi ajang evaluasi sekaligus momentum meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan.
“Bukan hanya soal sarana dan prasarana maupun SDM pengolahan sampah, tapi juga bagaimana membangun budaya bersih di masyarakat,” tegasnya.
Kepala DLH Kotabaru, Melinda, mengungkapkan penilaian Adipura 2025 memiliki kriteria berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penilaian mencakup kinerja pemerintah daerah, partisipasi masyarakat dalam hidup minim sampah, hingga sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
“Keberhasilan Adipura sangat ditentukan peran aktif masyarakat, mulai dari memilah sampah rumah tangga, mendukung bank sampah, hingga pengembangan ekonomi sirkular,” jelasnya.
Melalui rakor ini, Pemkab berharap persiapan Adipura tidak hanya sebatas menghadapi penilaian, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif dalam membangun budaya bersih secara berkelanjutan di Kotabaru.[zainuddin]