BANJARBARU - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen melakukan regenerasi petani dan mencetak petani muda dengan jiwa wirausaha.
Bentuk komitmen tersebut, Kementan bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) mencanangkan program regenerasi petani melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Programme (YESS).
Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
BPPSDMP terus berkomitmen meningkatkan kualitas generasi milenial sebagai motor penggerak utama sektor pertanian. Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari pelatihan, permagangan, akses permodalan, hingga peningkatan jejaring pemasaran.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menegaskan, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit.
“Untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dengan cermat," ungkap Dedi.
Lebih lanjut Dedi menambahkan, pertanian modern memang membutuhkan ‘pencatatan’ keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.
“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” kata Dedi.
Pencatatan keuangan yang baik dan terukur, akan berdampak positif untuk petani saat mengajukan akses permodalan ke perbankan dan lembaga keuangan lain.
“Laporan keuangan yang baik,akan mempermudah proses akses permodalan bagi para petani,” tambah Dedi.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Banjarbaru sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) di Kalimantan Selatan dalam Program YESS menggelar Peningkatan Kapasitas Fasilitator Pemuda pada Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis, Rabu (24/1/2024).
Manajer Program YESS PPIU Kalsel, Angga menegaskan, salah satu fokus utama kegiatan ini adalah menangani permasalahan regenerasi petani dan peningkatan usaha di bidang pertanian. Fasilitator pemuda dianggap sebagai pihak yang paling dekat dengan petani dan diharapkan dapat menjadi pengukir sejarah bagi sektor pertanian.
Hal senada juga ditegaskan oleh Kepala SMK PPN Banjarbaru yang diwakili oleh Wakil Kepala SMK PPN Banjarbaru Bidang Kurikulum, Airin Nurmarita.
Airin memberikan pandangan terkait peran fasilitator pemuda dalam mentransfer literasi keuangan dan proposal bisnis kepada petani.
“Tujuan utama adalah agar para petani mampu melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. Tugas fasilitator pemuda adalah mendampingi para petani dalam menyusun laporan keuangan mereka," ujar Airin.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung hingga Jumat (26/1/2024) ini dihadiri oleh peserta sebanyak 50 orang yang berasal dari empat Kabupaten di Kalimantan Selatan, yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.[adv]