Sempat Usaha Pertanian, Hanawijaya Kini Pimpin Bank Kalsel

Sempat Usaha Pertanian, Hanawijaya Kini Pimpin Bank Kalsel

NASIB orang siapa yang tahu. Bisa jadi cita-cita awal berubah total saat kondisi menuntun ke bidang lain. Setidaknya pengalaman itulah yang dirasakan seorang Hanawijaya.

Hanawijaya sepertinya tak menyangka kini dirinya malah menjadi orang penting di dunia perbankan. Setidaknya, saat ini Ia dipercaya para pemegang saham menempati kursi Direktur Utama Bank Kalsel.

Dalam Obrolon Lintas Generasi (Obligasi) via akun Instagram Bank Kalsel, 14 Januari 2022 lalu, Hanawijaya mengungkapkan, sebenarnya sejak SMA di Jakarta dirinya bercita-cita menjadi pelaku usaha pertanian. Bahkan Ia mengidamkan punya lahan pertanian cengkeh yang luas. 

Bermodal rangking 10 besar pada tahun 1982, Hana pun dapat undangan masuk kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB), tepatnya mengambil jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.

"Semasa kuliah saya banyak ikut kegiatan dosen di bidang transmigrasi, kemudian dampak kemiskinan daerah Banten dan lainnya yang berhubungan sosial ekonomi pertanian," kenang pria yang akrab disapa Hana ini.

Lulus kuliah 1986, Hanawijaya bersama beberapa temannya merintis usaha agribisnis di kawasan Pengalengan, Jawa Barat. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, usaha di lahan pegunungan itu malah merugi.

Kemudian pada 1990, tatkala perbankan merekrut banyak Sarjana Pertanian, Hanawijaya pun tertarik melamar hingga kemudian diterima di Bank Dagang Negara (BDN) Jakarta.

"Selama setahun kami belajar. Dan saya tak masalah menjadi orang bodoh yang selalu banyak bertanya kepada siapapun untuk mendapat banyak ilmu serta pengalaman dari para senior. Karena prinsip saya adalah serius dalam menggeluti pekerjaan," ujar anak kelima dari tujuh bersaudara ini.

Seiring waktu, kinerjanya mendapat perhatian atasan hingga Ia terpilih mengikuti Officer Development Program yang para pesertanya ditempa 3 bulan dan praktik 9 bulan di kantor cabang.

"Kami mendapat tugas berkaitan praktik teller, customer service, pembukuan, ekspor impor dan sebagainya," beber Hanawijaya.

Karena punya komitmen kuat, Hana mendapat kenaikan pangkat lebih cepat dari kawan-kawan se-angkatan. Selanjutnya pada 1998, tatkala merger bank-bank pemerintah dan terbentuknya Bank Mandiri, Hana merupakan salah satu karyawan yang mendapat kenaikan jabatan.

"Saat itu ada empat bank dimerger. Saya termasuk yang dites dan alhamdulillah menduduki salah satu jabatan," paparnya.

Seiring berjalannya waktu, pada 2005 Hana diangkat menjadi Direktur BRI Syariah. Dan di situ Ia merasakan hikmah sebagai sarjana pertanian mampu mengangkat prestasi bank yang Ia pimpin karena keberpihakan terhadap masyarakat pertanian.

"Saat itu statisik BRI Syariah untuk sektor pertanian adalah Rp1,3 triliun. Sementara Bank Syariah Mandiri Rp1,2 triliun. Itu karena kami di BRI Syariah berani masuk ke sektor pertanian," tuturnya.

Hanawijaya merasakan bagaimana harga sebuah perjuangan. Ia selalu ingat pesan gurunya, “siapkan dirimu dan opportunity will come true (kesempatan akan datang padamu)”.

"Di awal karir di perbankan, saya selalu dipesankan senior saya untuk banyaklah belajar. Sebab itu akan memberikan kesiapan pada diri kita jika mendapat kesempatan menduduki jabatan tertentu," ujar Hana yang suka membaca buku tokoh sukses dan mengikuti kebiasan sukses mereka.

Ayah dua anak ini mengakui bahwa ia sangat fokus pada pekerjaan, makanya sejak awal kerja di perbankan Ia kerap kerja melebíhi jam kerja. Bahkan ketika Sabtu jam kerja hanya sampai pukul 12.00 Hana malah keluar kantor pukul 16.00.

Meski sibuk dengan kerjaan, namun kebersamaan denga keluarga tetap menjadi prioritas. Baginya berumahtangga itu tidak hanya menggabungkan dua ekosistem keluarga besar, dua kultur, tapi juga bagaimana berkomunikasi yang efektif.

Selama 32 tahun bergelut di perbankan, Hana menyimpulkan bahwa tidak cukup hanya dengan knowledge (pengetahuan) tapi juga attitude (prilaku) dan relationship (hubungan dengan orang lain) bagaimana menghargai orang lain.

Ketika Hana menduduki jabatan pimpinan di Bank Mandiri. Saat itu salah seorang bawahannya adalah mantan atasannya semasa di BDN.

Ketika di Bank Mandiri harus jadi bawahan Hanawijaya, sang mantan atasan sempat bercanda bahwa Ia tak mau dipimpin oleh Hanawijaya. Tapi Hanawijaya menanggapi candaan itu dengan penuh hormat kepada sang mantan atasan.

Kejadian lainnya, tatkala mantan seniornya di BDN yang waktu itu menjabat Wakil Pimpinan Cabang juga kemudian saat berkarir di BRI Syariah menjadi bawahannya.

"Beliau orang baik, sejak awal saya kerja selalu mengajari saya. Beliau guru saya. Dan ketika saya jadi atasan beliau, suatu hari masuk ruangan saya sambil bawa buku agenda sembari meminta petunjuk untuk suatu tugas. Saya kemudian bilang kepada beliau, bapak adalah guru saya. Tak perlu seperti itu dengan saya. Silakan bapak kerjakan tanpa perlu arahan saya," sebut Hanawijaya.

Selain senang belajar, Hanawijaya di dunia perbankan juga suka mengajar. Baginya mengajar itu akan memperkuat daya ingat. Sebab seorang pengajar akan selalu belajar dan itu menjadi kebiasaan.[advertorial/net]


Lebih baru Lebih lama