Hugelkultur Optimalkan Pendapatan dan Lingkungan Hidup

Hugelkultur Optimalkan Pendapatan dan Lingkungan Hidup

SEJAK tahun 2011-2025, Master Plan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Menindaklanjuti program nasional itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, khususnya petani di lahan kering atau lahan tadah hujan. 

Lahan kering Indonesia, menurut data BPS menyebutkan bahwa Luas lahan kering keseluruhan adalah 63,4 juta ha atau sekitar 33,7% dari total luas Indonesia. Dan luas lahan kering untuk tegalan/huma yang sudah dan sedang dimanfaatkan baru  13,4 juta ha. 

Statistik ini menunjukkan potensi luasan lahan kering yang sangat besar. Sisi lain potensi besar ini belum mampu mensejahterakan petaninya. 

Sebaran kemiskinan, ketertinggalan dan  transformasi teknologi  minim terjadi di lahan kering. Oleh karena itu permasalahan ini perlu dicari solusi untuk menjawabnya. 

Menurut Widyaiswara BBPP Binuang yang sekaligus peserta Pelatihan Pertanian Udara Bersih Indonesia, Budiono, alternatif yang telah digali dan dikembangkan oleh BBPP Binuang bekerjasama dengan Yayasan FIELD, Jakarta adalah pengembangan teknologi Hugelkultur. 

Hal ini karena wilayah kerja BBPP Binuang memiliki luas lahan kering bermasalah mencapai  21.3 juta hektare, sedang yang diusahakan baru mencapai  3.8 juta hektare atau 17.84% (BPS.2010).

Heru Setyoko, Direktur Eksekutif FIELD Indonesia, yang merupakan mitra dari Organisasi Pangan Dunia FAO–PBB dan Program CSR BUMN dan Perusahaan Besar di Indonesia mengatakan, pertanian udara bersih telah menjadi kebutuhan mendesak, dengan makin meningkatnya intensitas pola usaha tani dan aktifitas perusahaan dalam membuka lahan baru. 

"Tentu ada solusi di antaranya melalui Teknologi Hugelkultur. Hugelculture Tech menjadikan petani bekerja dan membuka lapangan usaha baru di lahan sendiri dengan tanpa membakar limbah pertanian dan pertanaman pada pembukaan lahan baru," jelasnya. 

Hal ini karena petani memanfaatkan batang, cabang, ranting dan seresah sebagai bedeng kayu dan mulsa bedeng secara alami. 

Petani akan menerima manfaat yang banyak, di antaranya efisiensi biaya produksi, peningkatan pendapatan, panen sepanjang masa, mengendalikan harga pasar, lingkungan lestari, udara bersih mendukung kesehatan di era pandemi covid-19 hingga mendukung program GRATIEK (Gerakan Ekspor Tigakalilipat).

Kegiatan ini tentu akan mendukung program Kementan yang telah dicanangkan Menteri Pertanian, DR Syahrul Yasin Limpo.  

program utama peningkatan kesejahteraan petani, swasembada pangan, ekspor tiga kali lipat tahun 2024 dalam kelembagaan Kostratani.

"Ketiganya harus saling terkait demi terwujudnya kesejahteraan petani," ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Selasa (10/12/2021).

Program ini diharapkan mampu menopang dan memperkuat potensi pertanian di daerah-daerah.

Selain itu, Syahrul menerangkan bahwa Kementan juga memiliki program penguat melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Geratieks). Gerakan ini dibuat sebagai ajakan pemerintah kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian agar bekerja dengan cara yang tidak biasa.

"Tentu kita bisa bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, jejaring dan kerjasama yang kuat. Dengan begitu, akses informasi terkait potensi komoditas ekspor di masing-masing daerah terbuka lebar dan memiliki tujuan ekspor yang bisa diakses melalui aplikasi peta potensi ekspor dan IMACE (Indonesia Maps of Agriculture Commodities Export)," paparnya.

Milenial pada tahun 2024 diharapkan menjadi motivator dan fasilitator bagi petani dan masyarakat di sekitarnya untuk membangun sistem pertanian yang maju, modern dan mandiri.

Sebagaimana program super prioritas BPPSDMP dan Kementerian Pertanian RI yaitu Kostratani. 

Tentu ini selaras dengan  program program BPPSDMP yang terus disosialisasikan oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedy Nursyamsi M.Agr. Tentu akan menambah energi positif dalam mendukung program Kementan di mana Kostratani diharapkan mampu menjadi pusat informasi dan data, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat gerakan pembangunan pertanian.

"Tentu dengan penguatan informasi melalui pelatihan ini sangat membantu bekal bagi penyuluh pertanian dalam melayani para petani milenial yang kritis dan inovatif.tentu kami sebagai penyuluh juga harus mampu melayani mereka," tambahnya.

Tentunya upaya-upaya ini dapat sinergis dan memperkuat jejaring kementerian pertanian dengan para penyuluh dan petani milenial dalam mewujudkan program-program nasional, antara lain Gerakan Ekspor meningkat 300%; Kostratani menjadi wahana penyuluh dan petani milenial menuju pertanian yang maju, mandiri dan modern; keamanan jaminan swasembada pangan nasional; meningkatkan kesejahteraan petani; dan gerakan gerakan swasembada daging, gula dll. 

"Apalagi sektor pertanian sejak triwulan kedua 2021 menunjukkan laju pertumbuhan yang positif sebesar 2.9% dan ini pertumbuhan terbesar dibanding sektor lainnya. Sedangkan sektor pertanian sendiri di era pandemik covid-19 terus menunjukkan pertumbuhan positif dibanding sebelum pandemik sebesar 12.93%," imbuh Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Kepala BBPP Binuang.[adv]


Lebih baru Lebih lama