Eksplorasi Tanaman Lokal Jadi Pestisida Nabati BBPP Binuang dan Disnakertrans Kalteng Gelar Pelatihan untuk Petani Eks Transmigrasi

Eksplorasi Tanaman Lokal Jadi Pestisida Nabati BBPP Binuang dan Disnakertrans Kalteng Gelar Pelatihan untuk Petani Eks Transmigrasi

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) RI berkolaborasi dengan Disnakertrans Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM. Pelatihan sesi ini bertema Pembuatan Pupuk Organik dan Pakan. 

Kementan terus mendorong petani menggunakan guna mewujudkan pembangunan pertanian yang ramah lingkungan. 

Hal ini sejalan dengan ketertarikan masyarakat menggunakan produk-produk atau sarana pertanian yang bebas dari residu pestisida kimiawi semakin bertambah. 

Pengendalian menggunakan pestisida sintetik akan menambah biaya budidaya. 

Selain itu, penggunaan pestisida sintetik dapat merusak lingkungan karena residu yang ditinggalkan bahkan dapat mengganggu kesehatan petani jika diaplikasikan terus menerus.

Badan Penyuluhan Pertanian Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui BBPP Binuang tidak pernah berhenti untuk berinovasi dalam menggali tanaman spesifik lokasi dalam pengendalian OPT. 

Hal ini dilakukan agar petani dapat dengan mudah memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia dalam pengendalian OPT.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan bahwa dengan adanya dampak la nina dan kondisi iklim dan curah hujan yang tinggi, hal yang perlu diawasi selain dampak banjir dan cuaca ekstrim.

"Selain itu penanganan serangan hama yang dapat menyebabkan puso di lahan pertanian,” ujarnya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menyambung hal tersebut dengan mengadakan beberapa pelatihan terkait perubahan iklim ini.

"Hal yang perlu jadi perhatian bersama adalah bagaimana kita mengamankan produksi padi, kedelai, jagung dan pertanian lainnya dan dampak cuaca ekstrim akan menyebabkan serangan OPT di lahan-lahan pertanian," paparnya.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si di tempat terpisah mengatakan, perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penanganan OPT, apalagi di kondisi cuaca ekstrim dampak dari la nina dan efek rumah kaca.

"Masalah OPT menjadi hal yang harus diperhatikan," tuturnya.

Widyaiswara BBPP Binuang, Amallia Rosya SP M.Si sebagai narasumber di lokasi mengatakan, kita sebagai pelaku pertanian sudah waktunya merubah perilaku petani dengan memberikan pelatihan-pelatihan dengan konsep less residue dalam penanganan OPT. 

BBPP Binuang selalu menggali potensi-potensi tanaman di wilayah Kalimantan yang dapat dijadikan sumber pestisida nabati.

Pengendalian OPT dengan memanfaatkan pestisida nabati yang less residu akan mengurangi CO2 yang berdampak pada pemanasan global dan efek rumah kaca.[adv]



Lebih baru Lebih lama