Kementan Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Keuangan Petani Milenial di Kalsel

Kementan Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Keuangan Petani Milenial di Kalsel

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) terus bergerak untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian. Hal ini mutlak dilakukan karena saat ini sebanyak 71% petani berusia lebih dari 45 tahun, hanya 29% yang di bawah 45 tahun. 

Tak hanya meningkatkan dalam jumlah semata, Kementan pun berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian agar mampu mengelola usahanya secara mandiri dan berdaya saing. 

Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Kementan juga meningkatkan kemampuan petani maupun wirausaha pertanian dalam mengelola usahanya termasuk pengelolaan keuangan seperti yang dilakukan di Kalimantan Selatan.

“Petani harus memiliki kemampuan manajerial yang bagus, terutama menyangkut keuangan. Sebab, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit. Untuk itu segala sesuatunya harus dilakukan dengan cermat,” tutur Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Lebih lanjut Mentan SYL menambahkan, pertanian modern membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu. 

“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi.

“Pertanian Indonesia terus berkembang positif. Usahanya juga berkembang pesat baik secara on farm maupun off farm,” ujarnya.

Selain itu, Dedi menekankan perlunya pendidikan literasi keuangan ini untuk memandu dan mendampingi proses peningkatan kapasitas kelompok sasaran program YESS. 

“Dengan mengajak para petani-petani milenial sadar dan paham tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak, sesuai kebutuhan Petani semakin tahu bagaimana memajukan kesejahteraan ekonomi keluarga, baik dalam pengalokasian untuk kebutuhan konsumsi, keperluan investasi, maupun pengembangan usaha dan tidak hanya mengalokasikan pendapatan untuk konsumsi saat ini namun juga menyiapkan tabungan atau simpanan untuk kebutuhan di masa mendatang,” terang Dedi.

Kali ini Kementan melalui program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) melaksanakan pelatihan lanjutan bagi pelatih pengelolaan keuangan. 

Kegiatan ini diikuti 15 orang peserta yang merupakan perwakilan BDSP (Business Development Services Provider) yang berasal dari P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya), BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Kelompok Tani serta Kelompok Wanita Tani. 

Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah laut dan Kabupaten Tanah Bumbu selaku lokasi sasaran program YESS.

Kegiatan yang dilaksanakan pada 30 September hingga 2 Oktober 2021 di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Kalimantan Selatan, merupakan lanjutan bagi pelatih pengelolaan keuangan dari pelatihan dasar bagi pelatih pengelolaan keuangan yang melibatkan Kementerian Ketenagakerjaan sebagai fasilitator.

Perwakilan dari Balai Besar Peningkatan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Lusia Hartiningtyas M. mengungkapkan, melalui pelatihan ini peserta akan dibekali teknik pengelolaan keuangan yang baik, salah satunya adalah pencatatan keuangan. 

“Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan petani-petani millenial dalam rangka bagaimana petani dapat melakukan pencatatan keuangan dengan baik,” ujar Lusia.

Dalam arahan dan pembukaannya, Budi Santoso, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK PP) Negeri Banjarbaru berpesan, setelah pelatihan ini peserta mampu meresonansi hasil pelatihan kepada para petani dalam mengelola keuangan usahanya. 

"Hingga pada akhirnya petani tidak hanya fokus pada sektor hulu semata tetapi juga pada sektor hilir," ujarnya.[adv]

Penulis : Humas SMKPPBJB


Lebih baru Lebih lama