Bersama BBPP Binuang, Petani Milenial Ikuti Pelatihan Budidaya Padi Unggul

Bersama BBPP Binuang, Petani Milenial Ikuti Pelatihan Budidaya Padi Unggul

MENGUSUNG tema "Budidaya Padi Unggul", pelatihan bagi non aparatur digelar Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang di BPP Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, 16 hingga 18 Juni 2021.

Pelatihan diikuti 30 peserta, terdiri dari petani Anjir Muara dan Anjir Pasar. Peserta merupakan pengurus kelompok tani untuk mewakili kelompok taninya.

Ternyata, mayoritas peserta pelatihan, tepatnya 19 peserta di antaranya merupakan petani millenial. Ini menjadi bukti bahwa saat ini petani milenial sudah mulai memberikan pengaruh bagi pertanian, terutama berkaitan pada manajemen kelompok tani dan teknis budidaya. 

Milenial adalah kelompok umur yang kelahirannya di atas tahun 1980, atau kalau dihitung usia sekarang tidak lebih dari 41 tahun. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, pihaknya memberikan perhatian terhadap eksistensi generasi milenial. Kementerian Pertanian akan terus melakukan terobosan untuk meningkatkan produksi pertanian di berbagai komoditas. 

Salah satu caranya adalah melalui peningkatan minat generasi muda untuk bertani. Pemberdayaan petani muda milenial menjadi semangat baru di sektor pertanian sehingga anak-anak muda Indonesia semakin cinta pertanian.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMDP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, kualitas petani milenial turut menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. 

Bahkan, lanjutnya, sejumlah negara maju membuktikan keberhasilan pertanian ditentukan kemampuan dan kompetensi SDM, khususnya kalangan mudanya.
 
"Petani muda milenial akan menjadi agen perubahan dan menjadi spirit pertanian bangsa ini," tuturnya. 

Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, selaku Kepala BBPP Binuang turut menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian tidak pernah berhenti memberikan edukasi dan bimbingan kepada petani milenial.

"BBPP Binuang selalu hadir mensupport petani dan penyuluh untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian kita," jelasnya. 

Ia menambahkan, pelatihan kali ini memberikan manfaat dan memotivasi petani milenial untuk bergelut di sektor pertanian dan kiranya bisa memikat para petani muda milenial untuk semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas bisnis usaha tani mereka. 

Pudin, 23 tahun, Ketua Kelompok Tani Ruhui Rahayu, Desa Anjir Seberang Pasar II saat ditemui setelah pelatihan berakhir mengatakan, saat ini petani milenial menjadi tumpuan perubahan bertani yang modern. 

“Petani yang sudah tua menutup informasi teknologi baru dan enggan mengikuti cara pertanian modern karena mereka takut gagal dan lebih yakin dengan praktik-praktik tradisional yang telah dipraktikkan dalam kurun yang lama," katanya.

Budidaya padi unggul merupakan teknologi baru bagi petani di Anjir Pasar dan Anjir Muara, karena selama ini petani hanya menanam padi lokal sekali dalam setahun lantaran umur padinya yang panjang. 

Selain itu, hasil panen padi lokal cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alasan ini yang menjadi salah satu penyebab petani kurang berminat untuk menanam padi unggul.

Haryadi, Pengurus Kelompok Tani di Desa Anjir Seberang Pasar I menambahkan, petani tradisional akan mau menanam padi unggul jika sudah melihat hasil nyata dari petani yang lain yang sudah menerapkan budidaya padi unggul.

“Kita memberikan contoh dulu untuk melakukan budidaya padi unggul, kita buktikan keberhasilan dengan produksi yang tinggi. Dengan contoh ini, harapan kita petani yang lain juga terinsiprasi dan mau mengikuti untuk menanam padi unggul," jelas petani berusia 35 tahun ini.

Menurutnya, permasalahan muncul karena yang menanam masih relatif sedikit, maka serangan hama meningkat. Namun demikian pihaknya tetap optimis dengan bantuan penyuluh dan POPT, semua usaha untuk mendorong perluasan tanam padi unggul dapat tercapai.

Aman Nurrahman Kahfi, Widyaiswara BBPP Binuang mengatakan, perbedaan petani milenial dan tua terletak pada motivasi dan cara pandangnya.

Petani milenial, sambungnya, karena lahir dan tumbuh di era perubahan teknologi informasi sehingga kemudahan untuk mengakses informasi yang positif lebih mudah. 

"Tentu dia akan mudah membandingkan era sebelumnya, maka mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan perubahan. Mereka tidak mau berada pada keterbatasan yang dialami oleh orangtua mereka," pungkasnya.[advertorial]




Lebih baru Lebih lama