Dibina Arutmin Kintap, Warga Bukit Mulia dan Ponpes Darussanah Kembangkan Jamur Tiram Florida

Dibina Arutmin Kintap, Warga Bukit Mulia dan Ponpes Darussanah Kembangkan Jamur Tiram Florida

PELAIHARI - Jamur dikenal sebagai bahan pangan yang pamornya semakin menanjak saat ini. Banyak restoran, cafe, hotel yang menghidangkan menu jamur.

Jamur mengandung serat, beta glucan, vitamin B, mineral, kalium dan beberapa jenis karbohidrat. Peminat dan penikmat jamur pun kini semakin banyak dari berbagai kelas sosial.

Atas dasar itu, PT. Arutmin Site Kintap melalui program pengembangan masyarakat kembangkan budidaya jamur tiram jenis florida kerjasama Desa Bukit Mulia dan Pondok Pesantren Darussanah. 

Rumah pengembangan jamur tiram jenis florida berada di eks perkantoran PT. Arutmin Site Kintap disulap menjadi pusat belajar dan pengembangan ekonomi masyarakat setempat. 

Budidaya jamur tiram sendiri tergolong baru yakni November 2020. Namun sudah berkali-kali panen. 

"Umur dua bulan lebih sudah dipanen dan langsung dijual. Kadang-kadang dalam satu hari bisa panen 2 kilo lebih," kata Akhyar, pembina masyarakat budidaya jamur.

Jamur Tiram Florida, kata dia, merupakan jamur yang harganya cukup mahal Rp40 ribu per kilogram. Berbeda dengan jamur tiram biasa hanya berkisar Rp15 ribu per kilogram.

Jamur tiram florida adalah jamur yang berbentuk seperti payung atau tudung dan berwarna putih. Biasanya akan tumbuh secara berkelempok atau bergerombolan tapi tidak jarang ada yang tumbuh sendirian.

Ia menambahkan, pengolahan jamur dimulai membuat Kumbung merupakan tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur, dengan bahan kita pakai dari jerami.

Adapun cara menyusun baglog dalam rak, yaitu dengan diletakkan secara vertikal dan horizontal. Meletakkan secara vertikal di mana lubang baglog menghadap ke atas, sedangkan cara horizontal baglog menghadap ke samping.

Sebelum menyusun baglog, terlebih dahulu buka cincin dan kertas penutup baglog. Setelah itu, diamkan 5 hari dan lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban. 

"Penyiraman setidaknya dilakukan 2 sampai 3 kali sehari dan membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan, maka akan semakin baik kualitas jamur tiram yang nantinya akan tumbuh," katanya.

Sementara CDEA Superintendent Arutmin Kintap, Yudho Prakoso mengatakan, jamur tiram akan terus dikembangkan. 

"Arutmin akan terus mensupport masyarakat untuk mengembangkan ini. Sebab, ini salah satu upaya mendorong terbukanya usaha dan bisa menumbuhkan ekonomi lokal," ujar Yudho.

Terpenting pula masyarakat punya keinginan kuat untuk mengembangkan usaha semacam ini. 

"Arutmin punya komitmen ekonomi warga tumbuh dan berkembang pesat disaat arutmin sudah tutup," tandasnya.[andra]

Lebih baru Lebih lama