Hari Raya Imlek, Pengikat Budaya Tionghoa Dunia

Hari Raya Imlek, Pengikat Budaya Tionghoa Dunia

SINGKAWANG, MK - Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi orang Tionghoa di belahan dunia.

Djong Sauw Tjhong, salah satu Tokoh Masyarakat Tionghoa dan Pemuka Agama Majelis TAO Indonesia (MTI) Kota Singkawang, Minggu (17/1/2021) menuturkan, perayaan Tahun Baru Imlek dimulai pada hari pertama dan bulan pertama, berakhir pertengahan bulan hari ke-15.

Tahun Baru Imlek dalam bahasa (pinyin: zhēng yuè / hakka: cang nyeat) di dalam penanggalan masyarakat Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15, tepatnya saat bulan purnama.

Djong menjelaskan, malam Tahun Baru Imlek adalah malam pergantian tahun bagi masyarakat Tionghoa.

"Tahun baru imlek dikenal sebagai (Chú xī) yang artinya malam pergantian tahun," katanya.

Di kalangan masyarakat Tiongkok, lanjutnya, adat dan tradisi di wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangatlah beragam. Namun semuanya banyak berbagi tema umum, meskipun dalam penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar.

"Semuanya banyak berbagi tema umum, seperti perjamuan makan malam pada malam tahun baru dan kue keranjang, serta penyulutan petasan dan kembang api," ujarnya.

Pada perayaan Tahun Baru Imlek di negara tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi sangat meluas.

Pada umumnya imlek populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk masyarakat orang Tionghoa termasuk negara Korea, Vietnam, Mongolia, Nepal, Jepang sebelum tahun 1873. 

"Di daratan Tiongkok, yaitu Taiwan, Hongkong, Macau, Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia serta Indonesia dan negara-negara lainnya," pungkasnya.[martin/hefzie] 

Lebih baru Lebih lama