Inovasi di Masa Covid-19, Mercure Kawinkan Hotel dan Wisata Lokal

Inovasi di Masa Covid-19, Mercure Kawinkan Hotel dan Wisata Lokal

BANJARMASIN, MK – Pandemi Covid-19 ternyata mampu membuat pelaku usaha dan industri usaha lainya berinovasi untuk bisa bertahan dan mendongkrak kelesuan. 

Strategi inilah yang terus dikembangkan sejumlah perhotelan di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan. Salah satunya adalah Mercure Hotel Banjarmasin. 

Hotel berbintang berkelas yang merupakan bagian dari AccorHotels terus mengembangkan diri dengan sejumlah inovasi. Mulai dari menggelar festival kuliner Kampoeng Nusantara hingga mengawinkan hotel dengan wisata lokal. 

Inovasi ini pun dilakukan di tengah Anniversary ke-9 tahun, hotel yang berlokasi di kawasan Duta Mal Banjarmasin. 

Program itu bertujuan memperluas pemasaran wisata Banjarmasin dan Kalsel, meningkatkan sumber daya manusia dan mengangkat potensi lokal yang dimiliki mulai kuliner hingga kampung wisata, serta peningkatan standar melalui transformasi kapasitas pengelolaan kepariwisataan dari perhotelan.

"Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari industri perhotelan dan wisata. Dalam usia ke-9 tahun ini kami selalu mengaitkan hal-hal bergenre pariwisata. Komitmen kami adalah bagaimana menyandingkan hotel dan wisata, mampu mendorong peningkatan kunjungan wisata di Banjarmasin dan Kalsel secara luas,” ungkap General Manager Mercure Hotel Banjarmasin, Sugiharto kepada wartawan di sela Anniversary ke 9 tahun Mercure Hotel, Kamis (24/12/2020).

Mercure sendiri, menurut pria yang dikenal dekat dengan media ini, sudah melalui perjalanan panjang penuh suka dan duka. Terlebih sempat berada dalam himpitan pandemi yang membuat tingkat hunian menurun. 

Namun pandemi, lanjutnya, justru mendorong manajemen dan karyawan untuk terus berupaya untuk berinovasi memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Banjarmasin khususnya dan Kalsel pada umumnya.

"Poinnya adalah memaksimalkan sumber daya alam setempat termasuk di dalamnya adalah bagaimana budaya setempat yakni kearifan lokal itu menjadi jati diri dan Primadona di Banjarmasin," ucap Sugiharto.

Praktisi media, Musyafi mengatakan, hotel adalah wajah kota dan wisata. Karenanya apa yang dilakukan Mercure patut diapresiasi sebagai upaya mendukung kelangsungan sebuah pariwisata suatu daerah khususnya Banjarmasin.

Kemasan itu terlihat bagaimana Mercure mampu mengelola potensi-potensi wisata yang menjadi kearifan lokal diperkenalkan kepada wisatawan maupun tamu-tamu hotel.

“Selain bandara, terminal, hotel merupakan wajah kota.Karena merupakan refleksi sumber daya wisata dalam sebuah kearifan lokal sebuah kawasan atau daerah seperti halnya Banjarmasin," jelasnya. 

Kesan inilah, sambungnya, yang ditangkap para tamu dan wisatawan yang datang ke Mercure. "Kami mengapresiasi sekali bagaimana Mercure mempromosikan wisata Banjarmasin melalui inovasi mereka,” imbuh Musyafi.

Senada, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin, Ikhsan Al-Haq kepada wartawan mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Mercure Banjarmasin, termasuk bagaimana menggerakkan kembali industri perhotelan setelah sempat babak belur selama pandemi Covid-19.

Karenanya, ketika upaya mengangkat kearifan lokal dalam program-program promosi, menurut Ikhsan Al-Haq tentu selaras dengan program pariwisata Banjarmasin.

“Harapan kami dari pemerintah kota Banjarmasin, local culture yang berbasis budaya Banjar lebih diangkat lagi dalam setiap aktivitas hotel ini baik di dalam aspek kulinernya, maupun interior, souvenir, serta kamar tidur yang bernuansa Banjar. Karena tren sekarang itu tradisional culture,” ujar Ikhsan.[anshari]

Lebih baru Lebih lama