Pelatihan Budidaya Padi Lahan Rawa Bebas Residu Dukung Food Estate di Kapuas Murung

Pelatihan Budidaya Padi Lahan Rawa Bebas Residu Dukung Food Estate di Kapuas Murung

KUALA KAPUAS, MK - Masyarakat mulai sadar akan bahaya pestisida kimia dalam produk pertanian dan pencemaran lingkungan. Kini masyarakat juga mulai menyadari pentingnya produk pertanian sehat  dan pertanian berkelanjutan serta  keseimbangan ekosistem. 

Dalam rangka mendukung Food Estate yang ada di Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang yang  merupakan UPT dari Badan Penyuluhan dan Pengembagan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyelanggarakan  Pelatihan Tematik Berbasis Korporasi Mendukung Food Estate Angkatan XXIV (Budidaya Padi Lahan Rawa Bebas Residu V) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kapuas Murung.

Pelatihan yang diselenggarakan selama tiga hari dari 15 hingga 17 Oktober 2020 diikuti sebanyak 30 orang. Mereka berasal dari 18 desa yang ada ildi Kecamatan Kapuas Murung yang merupakan lokasi Food Estate.

Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Kepala BBPP Binuang dalam sambutannya mengatakan, Food Estate diharapkan menjadi lumbung pangan yang bisa menyediakan pangan  bagi masyarakat Indonesia.  

"Dalam usahanya Kelompok Tani ke depan jangan hanya menjual gabah saja, tetapi dikelola oleh kelompok atau korporasi,” kata Yulia, Sabtu (17/10/2020).

Menurutnya, Poktan ke depan bisa  menjual beras yang sudah dikemas, bekatul, dedak, sekam dan lainnya juga dikemas dengan baik dan menarik, sehingga mempunyai nilai tambah.

Purwadi SP, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kapuas Murung menambahkan, kegiatan Food Estate dapat mendorong petani di wilayahnya yang sebelumnya menanam padi lokal secara bertahap akan beralih  menanam padi unggul.

“Dilihat dari segi hasil padi unggul lebih tinggi  dari pada padi lokal,” ungkap Purwadi.

Sementara itu, Ir Sukadi MP, Widyaiswara BBPP Binuang menekankan pentingnya menaman padi unggul, karena mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan padi lokal dan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). 

"Sebaiknya dengan menggunakan pestisida nabati atau agen hayati lebih diutamakan untuk menjaga keseimbangan ekosistem  dan secara kimia merupakan   alternative terakhir,”pungkas Sukadi.[advertorial]

Penulis : Sukadi

Lebih baru Lebih lama