Kepala KSOP Pulpis Ceritakan Kronologis Tenggelamnya Koki Kapal

Kepala KSOP Pulpis Ceritakan Kronologis Tenggelamnya Koki Kapal

PULANG PISAU, MK - Terjadi musibah orang tenggelam di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan, tepatnya di Desa Sakakajang, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Selasa 29 September 2020 malam.

Korban diketahui bernama Muhammad Syahril (21), warga asal Kota Pare Pare, Provinsi Sulawesi Selatan, yang bekerja sebagai koki di tugboat pengangkut batu koral.

Mendengar informasi tersebut, pihak KSOP Pulang Pisau langsung menuju lokasi, dan stay di tempat kejadian untuk melakukan pencarian.

Selama pencarian kurang lebih tiga hari sejak terjadinya insiden tersebut, tim gabungan dari pihak KSOP Pulang Pisau, Basarnas Kalteng, TNI-Polri dan BPBD Pulang Pisau, akhirnya berhasil menemukan korban yang kondisinya sudah meninggal dunia pada Kamis 1 Oktober 2020 sore.

"Di lokasi pertama saat kejadian, ada Kasat Polairud Polres Pulang Pisau, pihak agen, kapten kapal dan ABK kapal, dan maayarakat yang membantu pencarian korban," kata Kepala KSOP Kelas IV Pulang Pisau, Supiani menyampaikan kepada sejumlah awak media, Jumat (2/10/2020) di ruang kerjanya.

Sedikit diceritakan Supiani, Diceritakan Supiani, korban yang kesehariannya sebagai koki di tugboat itu kerap menyendiri dan melamun dalam beberapa hari terakhir ini.

Sebelum terjatuh, terangnya, korban hendak mencari sinyal HP (karena memang di lokasi kerjanya sinyal cukup sulit). Padahal HP korban diketahui dalam tidak normal alias rusak.

"Mayat korban ini pertama kalinya ditemukan oleh warga, sekitar 1 kilometer dari lokasi awal kejadian," ucapnya.

Menurutnya, dari keterangan saksi korban terjatuh dan hanyut saat hendak menaiki tongkang Tugboat yang sudah tidak bermuatan lagi. Diduga saat itu korban terpeleset dan terjatuh hingga terbawa arus DAS Kahayan yang sangat deras, dan dalam kondisi gelap gulita.

"Korban saat itu sempat berteriak meminta tolong, hingga kerabatnya berupaya melakukan pertolongan. Namun, korban terkesan berontak hingga kerabatnya tidak berani, dan korban pun terbawa arus perairan sungai Kahayan yang deras," jelasnya. 

Ditambahkan Supiani, korban murni mengalami musibah kecelakaan. Artinya tidak ada indikasi kekerasan dan sebagainya.

Di hari ditemukannya mayat korban, tim gabungan turun langsung untuk melakukan evakuasi dan membawa mayat ke rumah sakit daerah setempat.

"Untuk saat ini mayat korban sudah dikirimkan ke daerahnya untuk dilakukan pemakaman, dan itu permintaan pihak keluarga," tukasnya.

Atas insiden kecelakaan ini, Supiani berpesan, agar masyarakat Pulang Pisau, khususnya yang berada di bantaran sungai Kahayan, untuk terus waspada. Karena arusnya sangat deras.

"Untuk korban yang berprofesi sebagai koki ini, diketahui memang tidak bisa berenang. Dari itu, DAS Kahayan ini jangan dianggap remeh, karena arusnya sangat deras," pungkasnya.[manan]

Lebih baru Lebih lama