Tak Masuk New Normal, Ini Penjelasan Sekda Rooswandi

Tak Masuk New Normal, Ini Penjelasan Sekda Rooswandi

BATULICIN, MK - New normal di tengah pandemi Covid-19 bakal segera diterapkan pemerintah. Ini dilakukan setelah melalui berbagai pertimbangan terkait geliat perekonomian.

Menyikapi ini, Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, H Rooswandi Salem mengatakan, New Normal merupakan sebuah tatanan baru perilaku kehidupan, di mana masyarakat harus menyadari bahwa saat ini sedang berdampingan dengan virus Corona.

"Namun tetap waspada dan memahami langkah apa yang harus diikuti masyarakat," terang Rooswandi saat evaluasi penanganan Covid-19 bersama Kapolres dan Dandim 1022 Tanbu di ruang rapat Bersujud 1, Kamis (28/05/2020). 

Sejauh ini, lanjutnya, Tanah Bumbu masih belum mendapatkan rekomendasi untuk penerapan pola New Normal, di mana daerah ini masuk dalam satu kesatuan Provinsi Kalimantan Selatan.

Menurutnya, saat ini yang sudah direkomendasikan Presiden menerapkan New Normal hanya 25 Kabupaten plus 4 Provinsi.

Artinya, sambungnya, Kalimantan Selatan yang sudah menerapkan PSBB dipastikan akan berlanjut, sementara Tanah Bumbu belum bisa menerapkan PSBB karena ada hal strategis yang belum bisa kita ambil kalau itu diterapkan.

“Dari pada kita menerapkan hal yang tidak efektif, lebih baik kita menunggu langkah yang tepat tentang bagaimana pencegahan ini cepat dilakukan,” tutur Rooswandi.

Terkait persiapan penerapan itu, pihaknya sudah melakukan kesiapan dari indikator prasyarat New Normal atau kebijakan yang dilakukan Presiden.

“Sebenarnya Tanah Bumbu sudah melakukan semua, sekitar 70 persen syarat ke arah sana sudah melakukan persyaratan penerapan New Normal, salah satunya membiasakan masyarakat untuk melakukan PHBS. Kemudian kita sudah melakukan protokol kesehatan di setiap kegiatan serta menegaskan masyarakat untuk selalu menggunakan masker," paparnya.

Ia menambahkan, berkenaan dengan daerah Tanah Bumbu belum bisa menerapkan New Normal itu, mengingat penyebaran Covid-19 dianggap masih mengalami kenaikan yang signifikan.

Meskipun seharusnya daerah ini sudah mengambil langkah strategis, namun patut digaris bawahi bahwa bukan berarti Tanah Bumbu tidak maksimal melakukan pencegahan. 

Justru tingginya angka penyebaran dari hasil dari riset Provinsi Kalsel, Tanah Bumbu dianggap paling banyak melakukan tes massal di banding Kabupaten lain.

“Melihat dari daerah yang berstatus zona hijau, maka dianggap wajar tidak menemukan yang pasien positif, reaktif dan sebagainya karena mereka tidak melakukan rapid test secara massal. Dari 8000 yang sudah dilakukan tes, maka wajar kita menemukan banyaknya pasien positif,” pungkasnya.[joni]
Lebih baru Lebih lama