Penyuluh dan Petani Pandawan Raup Rp1 Miliar Sebulan dari Bisnis RMU

Penyuluh dan Petani Pandawan Raup Rp1 Miliar Sebulan dari Bisnis RMU

BARABAI, MK - Pertanian tidak berhenti di tengah pandemi Covid-19, begitulah target utama dari Kementerian Pertanian. Sebagai bagian dari penghasil pangan utama bagi seluruh rakyat Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen menjaga ketersediaan pangan saat ramadhan hingga lebaran.
Ini tak lain agar jumlahnya cukup dengan harga yang terjangkau meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), kondisi pertanian sampai dengan Mei ini dalam neraca nasional secara keseluruhan, ketersediaan pangan cukup bagus dan cukup terkendali dengan aman. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian.
Hal ini selaras dengan pernyataan Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi. Ia mengatakan, Mentan sudah mencanangkan bahwa penyuluh itu garda terdepan pembangunan pertanian Indonesia.
"Pelakunya adalah BPP, maka siapa BPP, mereka lah penyuluh,” imbuhnya. 
Karena itu, strategi utama untuk menjaga ketersediaan pangan aman melalui pendampingan penyuluh pada Kostratani di berbagai wilayah, termasuk Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan.
Banyak usaha yang terpuruk gara-gara wabah Covid-19. Tak terkecuali usaha penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) dan perdangan jagung pakan. Namun dengan semangat mendampingi dan mengawal, petani di Desa Kambat Utara dan Walatung mampu bertahan diterpa hempasan badai corona.
Muhammad Said, Sosok Penyuluh di BPP Kotratani Kecamatan Pandawan senantiasa semangat mendampingi petani binaanya. Mereka berkolaborasi berbisnis penggilingan padi (RMU) dan perdagangan jagung yang omzet nya total mencapai Rp1 miliar setiap bulannya.
“RMU di masa ujicoba menghasilkan 2 sampai 3 ton beras per hari dengan target 5 hingga 7 ton per hari dan Usaha Perdagangan jagung setiap bulan tak kurang 200 sampai 500 ton, Mesin Combaine Harvester setiap hari rata rata 1 sampai 1,5 hektare untuk melayani petani yang panen di Kelompok Tani Tirta Kencana Desa Kambat Utara,” papar Said panggilan akrab beliau, Kamis (30/4/2020).
Motivasi dan arahan lewat grup whatsapp terus diberikan Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang, di mana penyuluh harus mampu berinovasi dalam melaksanakan tugas dalam bentuk kegiatan usaha bersama dengan petani binaan.
"Sosok penyuluh pertanian seperti M Said inilah yang sedang diharapkan sebagi row model dalam menyukseskan Program Kostratani," jelas Budiono.
BBPP Binuang apresiatif atas keberhasilan Muhammad Said, mengoptimalkan bantuan Alsintan jenis Hand Tractor, Tractor Roda 4, Combaine Harvester  besar dan RMU semua produktif. 
"Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini sulit mencari tenaga kerja dan tentu lebih efisien dengan mekanisasi pertanian,” pungkas Budiono.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama