HUT ke-74 Tentara ALRI Kalimantan, Paman Birin Lepas Kirab Sepeda Onthel

HUT ke-74 Tentara ALRI Kalimantan, Paman Birin Lepas Kirab Sepeda Onthel

BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor atau Paman Birin turut dalam barisan kirab sepeda onthel yang dimulai di kawasan Siring 0 Kilometer Banjarmasin.

Kirab para onthelis (sebutan untuk pecinta sepeda onthel) ini mengawali rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di Kalsel pada Rabu (17/5/2023).

Pada pelepasan kirab onthel itu turut dihadiri Ketua DPRD Kalsel Supian HK, Plt. Kepala Dinsos Muhammadun serta pimpinan Forkopimda Kalsel.

Sebelum melepas peserta kirab tepat di Jalan Sudirman atau depan Kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin, Paman Birin mengapresiasi kesetiaan para onthelis dalam memeriahkan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan setiap tahun dengan bersepeda dari 0 Kilometer sampai kilometer 20 Liang Anggang atau Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basri Kota Banjarbaru.

Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasinya kepada para onthelis, empat orang pertama yang tiba di garis finis, akan diberikan hadian umrah gratis.

Dikatakan Paman Birin, peringatan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan ini adalah sebuah harga yang tidak ternilai bagi rakyat Kalsel yang bisa bernapas lega di alam kemerdekaan.

Menurutnya lagi, di Indonesia hanya ada dua teks proklamasi kemerdekaan yakni teks proklamasi yang dibacakan Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta dan teks Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949 yang menyatakan Kalimantan bagian yang tak terpisahkan dari RI.

“Kalau di pulau Jawa ada Jenderal Sudirman, kita memiliki Hasan Basri yang sama jasanya, berjuang untuk rakyat Kalimantan Selatan,” ujarnya.

“Oleh karena itu, Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,” ujar Paman Birin mengutip pernyataan Presiden RI pertama, Ir Soekarno.

Proklamasi 17 Mei 1949 merupakan sejarah penting bagi rakyat Kalsel, karena dalam proklamasi Itulah, muncul pernyataan dan penegasan kepada rakyat dan dunia, bahwa gerilya ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan benar-benar ada dan mempunyai kekuatan bahkan eksistensinya mampu menyusun Pemerintahan dalam wilayah RI, walau pun saat itu tanah Kalimantan masih di duduki penjajah.

Sejarah Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dimulai pada Januari 1949 dengan membuat gerakan gerilya untuk mendapatkan dukungan dari rakyat di desa-desa dan pedalaman Hulu Sungai yang dikenal dengan sebutan Banua Lima.

Aksi gerilya serupa juga dilakukan di Banjarmasin dan Martapura yang melibatkan semua pegawai pemerintah, buruh, perawat, sampai pembantu rumah tangga mengadakan gerakan mogok kerja, bahkan langsung bergabung dengan pasukan gerilya untuk mengambil kendali pos-pos militer belanda di setiap distrik yang dikuasai pihak Belanda.

Hingga pada tanggal 2 September 1949, diadakan Penghentian Permusuhan yang dihadiri pihak Republik Indonesia, Pihak Belanda, Pihak Negara Australia sebagai Komisi III Negara dan perwakilan dari Divisi IV yang meresmikan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan menjadi bagian resmi dari Angkatan Perang Republik Indonesia.[adv]

Lebih baru Lebih lama