Vitroplant Tech, Wujud Penerapan Urban Farming di Era Pertanian 4.0

Vitroplant Tech, Wujud Penerapan Urban Farming di Era Pertanian 4.0

MENTERI Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta agar pelaku usaha dapat menjadi inisiator dalam mengembangkan pertanian di perkotaan (urban farming), sebagai salah satu upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Menangkap peluang dan dorongan Mentan SYL, agar perkotaan (urban farming) menjadi perluasan pengembangan hidroponik dan smart farming, perkembangan vitroplant dan turunannya (V1-V5) yang ditanam di lahan tadah hujan (irigasi PDAM) sejauh ini menggembirakan dan mengesankan bagi petani dan peneliti. 

Tanaman generasi baru hasil kultur jaringan tumbuh lebih vigor, lebih cepat dan banyak menghasilkan stolon dan bunga dibanding tanaman lama pada kondisi kekeringan. 

Dari pengamatan petani, dengan jumlah populasi yang sama, tanaman stroberi dari Balitbangtan yang diserahkan Balitjestro menghasilkan 3 sampai 4 kali lebih banyak dari pada tanaman lokal artinya terjadi hingga 400% kenaikan pendapatan petani partner. Ini terjadi pada tanaman generasi V3-V4.

Keunggulan lain dari vitroplant adalah lebih tahan terhadap serangan OPT dibandingkan tanaman lokal. Serangan hama maupun penyakit sangat kecil sekali dibandingkan dengan tanaman lokal yang diaplikasi pestisida setiap 12 hari sekali dengan bermacam-macam pestisida. 

Ketahanan vitroplant terhadap serangan OPT merupakan harapan baru bagi petani stroberi karena mengurangi penggunaan pestisida. Selain mengurangi biaya pemeliharaan, penggunaan pestisida juga memberikan keamanan bagi konsumen untuk konsumsi stroberi segar.

Ketahanan yang sama dijumpai pula di kebun indoor Wiwanda Agrow. 

Menurut pemiliknya, dari mulai tanam (Juli-Agustus) hingga sekarang (Oktober) penggunaan pestisida baru dilakukan sekali saja. Padahal, vitroplant yang diberikan kepada petani tidak diinfeksikan mikrob endofitik.

Keberadaan vitroplant di kawasan produksi Desa Pancasari telah melahirkan pemain baru dalam wisata petik stroberi. Dengan modal 160 juta, 4000 stroberi lokal dan vitroplant di tanam di dalam screen plastik semi permanen 

Dalam 6 minggu belakangan ini penghasilan dari “mainan ” barumya ini mencapai 4 juta per minggu. Capaian perkebunan di lapang dan indoor ini telah menginduksi geliat petani stroberi desa Pancasari akan potensi vitroplant.

Akselerasi perkembangan dunia pertanian inilah, telah mendorong Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati untuk mengajak widyaiswara dan tim teknis lapangan berkunjung langsung mempelajari “Hidroponik - Smart Farming” ini, yang sangat memotivasi para calon petani dan petani muda untuk bertani.

"Ini sebagaimana dikemukakan owner Wiwanda Agrow di Bedugul,Tabanan Bali," ungkap Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang di sela waktu mengikuti Program Kunjungan Kerja ini.

“Sebagai langkah nyata wujudkan program Petani Milenial, 2,5 juta orang di tahun 2024. Program ini telah menginspirasi peserta kunjungan kerja baik tim BBPP Binuang dan P4S di Kalsel dalam menyusun dan mengemas kegiatan pelatihan di wilayah kerja BBPP Binuang," imbuh Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati.

Tentu, langkah ini juga mendapat dukungan dari Kepala BPPSDMP, Prof Dr Dedy Nursyamsi M.Agr.

Oleh karena itu, Kementan terus memotivasi para petani milenial dengan berbagai bentuk, mulai bimbingan, bantuan peralatan, kemudahan permodalan dan pelatihan kewirausahaan. 

"Sejauh ini sudah ada beberapa petani milenial yang berhasil," ungkap Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi pada kesempatan lain.

Dalam kunjungannya itu Dedi menyatakan keyakinannya bahwa kejayaan pertanian Indonesia akan digenggam. Itu setelah melihat produksi yang dilakukan oleh petani milenial terutama P4S Petani Muda Keren yang dipimpin oleh Agung Wedhatama.

"Begitu datang ke Bali, ini saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kejayaan pertanian Indonesia akan hadir. Karena SDM di sini sangat luar biasa," kata Dedi.

Menurut Dedi, kebangkitan pembangunan pertanian ada di tangan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, ada di tangan petani khususnya para DPM-DPA.

"Kita sudah menemukan di Bali ini SDM pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa enterpreunership. Jika semakin banyak adanya petani seperti ini, Indonesia pasti," pungkasnya.[adv]


Lebih baru Lebih lama