Literasi Digital bakal Jadi Fokus FKPT Kalsel

Literasi Digital bakal Jadi Fokus FKPT Kalsel

KETUA FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi memberikan keterangan pers dalam refleksi akhir tahun 2021.| foto : anshari

BANJARMASIN - Media sosial alias medsos kini mulai dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab dalam memaparkan paham radikalisme ataupun terorisme. Fakta ini tentu harus menjadi perhatian pemangku kebijakan dalam membentengi generasi muda dari paham terorisme.

Pun dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Selatan, di mana telah melihat fakta tersebut sangat rentan menjalar ke generasi muda. Membentengi anak muda dengan memberikan pemahaman akan bahaya terorisme, tentu harus dilakukan sejak dini.

Menurut Ketua FKPT Kalsel, Drs Aliansyah Mahadi M.Si dalam refleksi akhir tahun di Hotel Roditha Banjarmasin, Rabu (29/12/2021), potensi terorisme akan selalu ada. Bahkan oknum terorisme begitu jeli memanfaatkan celah dan sarana dalam setiap waktu.

"Di manapun potensi teroris itu selalu ada, mereka memanfaatkan dalam setiap waktu, dan kita harus membangun kepedulian dan bersinergi," terang Mahadi.

Ke depan, lanjutnya, FKPT Kalsel harus melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk mengaktifkan pos kamling selama 24 jam. Apalagi kini anak-anak muda dari usia 18 tahunan menjadi target oknum dalam memaparkan paham terorisme.

"Anak-anak muda sangat rentan terpapar, terutama kini melalui medsos. Karena itu perlu dilakukan literasi digital. Sinergi dengan media dalam membendung pemahaman teroris di berbagai media sosial," jelasnya.

Kabid Media Massa, Hukum dan Humas FKPT Kalsel, Zainal Helmie sebelumnya mengatakan, literasi digital di media sosial sangat mungkin diperlukan. Itu karena, tak sedikit di antara mereka yang terpapar paham terorisme ini melalui medsos. 

"Perkenalan mereka lebih banyak di medsos. Karena itu, diperlukan lebih banyak sosialisasi dan edukasi di medsos," ungkapnya.

Parahnya, tak sedikit generasi muda terseret dengan pemahaman terorisme ini melalui medsos, bahkan meski di antara mentor dan anggotanya tidak saling kenal atau bertemu langsung.

Tepat jika kemudian FKPT Kalsel menggencarkan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya terorisme melalui program literasi digital dengan memperbanyak konten di berbagai platform media sosial, di antaranya seperti Facebook, Instagram, WhatsApp hingga TikTok.[anshari]


Lebih baru Lebih lama