Waspada Serangan OPT Tanaman Padi Lahan Rawa di Musim Hujan, Penyuluh HST Belajar Pengendaliannya dari BBPP Binuang

Waspada Serangan OPT Tanaman Padi Lahan Rawa di Musim Hujan, Penyuluh HST Belajar Pengendaliannya dari BBPP Binuang

UPAYA peningkatan produksi padi terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memenuhi kecukupan pangan secara nasional. 

Namun demikian, cekaman lingkungan biotik dan abiotik dengan frekuensi yang semakin meningkat serta dukungan sumberdaya lahan dan air yang telah menurun kualitas dan kuantitasnya, menyebabkan produktivitas padi masih rendah.

Perubahan irama iklim yang terjadi semakin sulit diramalkan, kondisi semacam ini secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada perubahan perilaku organisme yang berkembang di pertanaman padi. 

Ketidaknormalan iklim ini berakibat pula pada meningkatnya gangguan oleh berbagai organisme pada tanaman padi. 

Sejumlah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) padi patut diwaspadai memasuki musim hujan. Walangsangit, penyakit blast hama wereng batang coklat, penggerek batang padi kuning, dan tikus, masih menjadi hama utama, karena serangannya sering menyebabkan tanaman padi bahkan menjadi puso.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang memberi kontribusi dalam penanganan serangan OPT di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dengan mengirimkan Fasilitator dan tim, melalui kegiatan Pelatihan bagi Aparatur, tepatnya 30 Penyuluh Pertanian dengan tema Pengendalian OPT Utama dan Penanganan Hasil Samping Padi Lahan Rawa. 

Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si dalam kesempatan terpisah menyampaikan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Penyuluh Pertanian yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dalam hal budidaya tanaman Padi Lahan Rawa khususnya pengendalian OPT, pasca panen hingga bagaimana petani memanfaatkan hasil samping dari padi, sehingga semuanya dapat digunakan dan dimaksimalkan. 

“Dampaknya juga akan dirasakan petani, seperti pembuatan kompos dengan memanfaatkan jerami dapat menekan biaya pembelian pupuk padi lahan rawa itu sendiri. Jika biaya budidaya sudah dapat pangkas insha Allah hasil panen dapat menguntungkan dan mensejahterakan petani," pungkasnya.

Pelatihan dibuka langsung oleh Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Drs Mukarram. Pelatihan dilaksanakan di BPP Labuan Amas Utara pada tanggal 13 sampai 15 Juli 2021.

Dalam sambutannya, Mukarram mengatakan bahwa penyuluh harus memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin, ikuti praktik pelatihan dengan serius, karena kegiatan ini sangat diperlukan di lapangan. 

"Penyuluh nantinya yang akan menyampaikan dan mengaplikasikan inovasi-inovasi pengendalian OPT kepada petani," jelasnya.

Amallia Rosya SP MSi sebagai fasilitator mengatakan, Penyuluh sebagai mitra petani adalah  sebagai abdi negara, termasuk sebagai abdi dan mitra petani. Karenanya diharapkan sesuai dengan profesinya dalam upaya ikut membantu petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian khususnya Padi Lahan Rawa di Kabupaten HST, dan secara otomatis juga turut serta membantu laju pertumbuhan pembangunan negara.

Pelatihan Pengendalian OPT Utama dan Penanganan Hasil Samping Padi Lahan Rawa yang akan dilaksanakan ini adalah bukti konsennya Kementerian Pertanian, khususunya Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dalam meningkatkan Kapasitas Penyuluh dalam meningkatkan kompetensi dan keterampilan serta sikap, di mana hasil dari pelatihan ini adalah Penyuluh dapat menduplikasi dan mengaplikasikan ke petani. 

Untuk itu, diharapkan penyuluh dan petani sebagai hubungan kemitraan yang saling asih, asah dan asuh, sehingga akan tercipta hubungan saling bersinergi dalam pengendalian OPT.

Memasuki musim hujan monitoring terhadap OPT harus ditingkatkan. Sebab, hama tersebut sering menyerang padi setelah kemunculan daun kelima, atau tanaman padi mulai membentuk anakan bersamaan dengan berkembangnya tunas baru sampai dengan fase berbunga. 

'Curah hujan tinggi juga akan menyebabkan kelembaban yang tinggi. Risiko gagal panen di musim hujan terutama disebabkan oleh penyakit tanaman yang berasal dari jamur dan bakteri," ujar Amallia.

Kepala BPPSDMP Kementrian Pertanian, Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi M.Agr meminta kepada para seluruh insan pertanian untuk tetap bekerja mendampingi para petani.

"Penyuluh pertanian sebagai insan pertanian harus selalu mendampingi petani,” pungkasnya.[advertorial]



 

Lebih baru Lebih lama